Sokaraja, Banyumas pernah menorehkan sejarah sebagai sentra lukisan. Kurun 1950 hingga 1980an Sokaraja disebut-sebut sebagai era keemasan Desai tempat dengan galea ini soal lukisan. Desa ini disebut sebagai pusat seniman lukis. Corak realis melekat dalam seni lukis yang disebut-sebut berkembang di desa ini. Tak main-main, Sokaraja pernah dikenal sebagai desa dengan Galeri Lukis terpanjang di Asia Tenggara. Bagaimana kini dengan Lukisan Sokaraja?
Waktu memang banyak mengubah Sokaraja. Desa yang dulu dikenal dengan kesenian visual ini kini berganti dikenal dengan Getuk Goreng. Meski demikian, lukisan sokaraja tidak sepenuhnya mati. Masih terdapat galeri dan beberapa pelukis yang masih bertahan hingga saat ini. Meski terbatas, pelukis dan galeri yang masih bertahan mengingatkan tentang situasi di mana banyak pelukis mancanegara berdatangan ke Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Banyumas untuk belajar mendalami teknik melukis. Tak jarang pula pelukis tersebut datang sebagai kolektor atau makelar. Mereka membeli lukisan Sokaraja untuk dijual kembali di daerah asal mereka.

Mendiang Ismail dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan seni lukis kepada masyarakat Sokaraja. Lukisan saat itu tentu tidak seperti saat ini. Pelukis Sokaraja masih banyak yang menggunakan cat air untuk modat berkarya. Harga jual lukisan berbahan cat air pun tidak terlalu tinggi. Perkembangan menuntun pelukis Sokaraja mulai mengenal cat minyak dan akrilik. Karya lukis yang semula didominasi dengan corak realis turut berkembang.
Corak realis natural yang lekat pada karya-karya putera Sokaraja cukup terkenal. Lukisan mereka biasanya seputar alam: sawah, binatang, gunung dan aktivitas manusia. Karya-karya ini kerap diburu tidak hanya karena kualitasnya, tetapi juga karena harga yang cenderung miring. Itulah yang membuat Sokaraja cukup dikenal hingga manca negara.
Geliat seni lukis di Sokaraja turun drastis di era tahun 1990an. Tak ada yang tahu apakah alasan pasti menurunnya animo seniman Sokaraja untuk melukis. Banyak pelukis beralih profesi pada kurun waktu tersebut. Perlahan Sokaraja mulai “sepi” dari lukisan.
Lukisan sokaraja tidak mati. Sebuah Galeri kecil yang berlokasi di Jalan Jendral Soedirman adalah bukti Kejayaan Lukisan Soekaraja. Galeri ini adalah ruang pajang para pelukis Sokaraja yang masih tersisa. Galeri ini menyajikan pelbagai lukisan yang masih diproduksi oleh para pelukis yang masih terus berkarya. (asa)
[…] dan luminescence, tim ahli juga melakukan penanggalan pada sedimen cangkang. Bahwa berdasar detail goresan-gambar berpola zig-zag dan terstruktur itu, mereka meyakini telah dilakukan sejak 500.000 tahun lampau. […]
[…] profesi sekaligus hobi bagi sebagian orang, bukan sebatas seni musik, seni tari, seni panggung, seni lukis, dan seni lain yang pada umumnya dipertunjukkan dalam satu gelaran. Namun terdapat pula seni patung […]
[…] dari Bagong Kussudiardjo yang juga merupakan seorang seniman ternama; koreografer (penata tari), pelukis senior, pegiat seni Indonesia. Butet adalah juga kakak kandung dari seniman musik Djaduk […]
[…] banyak lagi. Di samping itu, dinding-dingding lebar banyak pula dihiasi dengan karya snei rupa, bisa lukisan, kristik, kain rajut bergambar, dna lain […]
[…] [Baca juga: Sokaraja, Pusat Lukisan Bersejarah di Banyumas] […]