Istilah piramida terbalik adalah salah satu instilah populer dalam jurnalisme. Konsep ini berkembang bersamaan dengan konsep elemen berita, yaitu 5 W dan 1 H. Kedua konsep ini umumnya diperkenalkan dalam proses pelatihan dan penguatan kapasitas pewartaan. Istilah ini berkaitan erat dengan metode pengemasan informasi dalam pemberitaan media. Cara ini terkait dengan penentuan skala prioritas penyajian informasi agar lebih mudah dipahami sekaligus menarik minat pembaca media.

Metode piramida terbalik menjelaskan penyajian informasi secara berurutan dengan mengedepankan atau memprioritaskan fakta-fakta penting. Konsep penyajian informasi dengan pendekatan ini adalah menyajikan informasi langsung ke dalam pokok persoalan. Gaya penulisan ini ditandai dengan pemuatan kalimat pertama (lead) secara maksimal dengan memasukkan unsur informasi terpenting.
Pemanfaatan model piramida terbalik akan sangat bermanfaat dalam media online. Penyebarluasan informasi melalui jejaring media online, seperti Facebook dan News Feed akan menyajikan kepala berita (lead) dalam pranala yang dibagikan. Implikasinya, pembaca akan tertarik untuk menelusuri lebih lanjut apabila unsur yang terdapat dalam kepala berita tersebut bersifat menarik minat pembaca.
Penyajian berita dengan model ini menjadikan paragraf pertama sebagai fokus yang menggambarkan pokok umum persoalan yang disajikan dalam keseluruhan berita. Umumnya kepala berita akan menyajikan bentuk atau jenis peristiwa (what), tempat (where), waktu (when) dan siapa yang terlibat (who). Penyajian ini diikuti dengan paragram selanjutnya yang berisi informasi lebih terperinci yang mengandung aspek kenapa (why) dan bagaimana (how).
Paragraf penutup tidak selalu bermakna kesimpulan. Pragram pentup lebih berisi jenis informasi yang lebih sempit. Informasi yang disajikan dalam paragraf penutup dapat pula berupa informasi tambahan (komplementer) guna memerkuat informasi pada paragraf-paragraf sebelumnya.
——————————-
Sumber Rujukan:
Bruce,D. Itele & Douglas.A.A,. News Writing and Reporting for Today’s Media. USA: McGraw-Hill.Inc. 1991.
Yossy, S & Bambang Muryanto. Pewarta Warga. Yogyakarta: Combine. 2012.
[…] pada dasarnya dapat dilihat dari perspektif 5 w + 1 H. Istilah ini memang lebih populer digunakan dalam jurnalisme, baik jurnalisme yang dikelola oleh […]
[…] Istilah piramida terbalik adalah salah satu instilah populer dalam jurnalisme. Konsep ini berkembang bersamaan dengan konsep elemen berita, yaitu 5 W dan 1 H. Kedua konsep ini umumnya diperkenalkan dalam proses pelatihan dan penguatan kapasitas pewartaan. Istilah ini berkaitan erat dengan metode pengemasan informasi dalam pemberitaan media. Cara ini terkait dengan penentuan skala prioritas penyajian informasi agar lebih mudah dipahami sekaligus menarik minat pembaca media. sumber gambar en.wikipedia.org Metode piramida terbalik menjelaskan penyajian informasi secara berurutan dengan mengedepankan atau memprioritaskan fakta-fakta penting. Konsep penyajian informasi dengan pendekatan ini adalah menyajikan informasi langsung ke dalam pokok persoalan. Gaya penulisan ini ditandai dengan pemuatan kalimat pertama (lead) secara maksimal dengan memasukkan unsur informasi terpenting. Pemanfaatan model piramida terbalik akan sangat bermanfaat dalam media online. Penyebarluasan informasi melalui […]