Sebagai negara agraris dan negara maritim, Indonesia memiliki corak budayanya sendiri yang berbeda dengan negara-negara lain. Hal ini bisa dilihat dari adat dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Adat dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa indonesia, sekarang ini juga sudah banyak mengalami modifikasi menyesuaikan perkembangan jaman.
Adat dan Tradisi terbentuk dari banyak hal yang berkembang di masyarakat, mulai dari tatanan sosial kehidupan, kebiasaan, pekerjaan, kepercayaan, hingga letak geografis suatu daerah. Adat dan tradisi yang ada merupakan bentuk manifestasi humanitas manusia yang terus berkembang.
Jika adat dan tradisi dianggap baik oleh masyarakat, maka itu akan dipertahankan. Tapi jika adat dan tradisi berbenturan dengan budaya yang berkembang atau juga dengan kepercayaan yang dianut. Maka adat dan tradisi tersebut akan mengalami modifikasi atau bahkan tidak lagi digunakan oleh masyarakat.
Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai akan memiliki adat dan tradisi yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pegunungan. Letak geografis yang berbeda akan mempengaruhi banyak hal, diantaranya pekerjaan masyarakat, tatanan sosial dan juga kebiasaan yang ada.
Nelayan memiliki cara mereka sendiri dalam bekerja untuk keberlangsungan hidup, begitu juga dengan petani yang memiliki caranya sendiri dalam mengolah lahan. Keberagaman ini memberi warna sendiri pada adat dan tradisi yang ada. Di jawa contohnya, masyarakat pesisir(nelayan) memiliki tradisi larung sesaji ke lautan, sementara masyakat di daerah pegunungan(petani) memiliki tradisi tumpengan atau gunungan.
Hal lain seperti kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dalam masyarakat, akan mempengaruhi kehidupan sosial yang ada. Hal ini akan memberi corak budaya yang berbeda di setiap masyarakat, dilihat dari adat dan tradisi yang berkembang. Istilah “pamali” dalam masyarakat sunda atau “ora ilok” dalam masyarakat jawa, adalah satu contoh kebiasaan yang mempengaruhi adat dan tradisi yang berkembang.
Kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat juga ikut memberi warna tersendiri pada adat dan tradisi yang ada. Sebelum agama masuk ke indonesia, masyarakat nusantara memiliki kepercayaan yang mereka miliki masing-masing, animisme dan dinamisme contohnya. Dengan masuknya agama seperti islam, hindu, budha, kristen, dan agama lainnya. Bentuk adat dan tradisi yang sudah ada sebelumnya, mengalami modifikasi menyesuaikan dengan agama yang dianut.
Selain mengalami modifikasi, adat dan tradisi yang dianggap berbenturan dengan budaya baru yang dibawa oleh agama, juga telah banyak yang tidak lagi digunakan oleh masyarakat. Masuknya budaya baru yang dibawa agama, kemudian memunculkan adat dan tradisi baru dalam masyarakat.
Karena adat dan tradisi yang ada merupakan bentuk manifestasi humanitas manusia yang terus berkembang. Maka tidak menutup kemungkinan adat dan tradisi yang telah ada juga akan mengalami modifikasi, atau juga akan memunculkan adat dan tradisi baru mengikuti perkembangan jaman.
[…] timbal balik antara masyarakat, pengalaman individu dan interaksi menjadi bahan bagi penelahaan dalam tradisi interaksionisme […]
[…] masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Teori fungsional juga populer disebut teori integrasi atau teori konsensus. Tujuan […]