Keragaman bahasa yang ada di nusantara ini menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya. Dari bahasa persatuan, bahasa Indonesia, hingga bahasa daerah, atau dari bahasa prokem dan walikan hingga bahasa alay. Semua menjadi khasanah pengisi keberagaman yang bermuara pada semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika.’
Bahasa alay menjadi bahasa yang cukup akrab di kalangan remaja ABG (Anak Baru Gede) sebagai bahasa tulis, yaitu bahasa komunikasi yang pada penulisan setiap katanya sedikit berbeda dengan kosakata bahasa Indonesia baku, sebut saja ‘lucu’ berubah menjadi luthu, maaf menjadi muuph, aku ditulis aq, buat dalam kamus alay adalah ‘wat.’ dan seterusnya. Rumus dalam bahasa alay masih susah ditemukan namun ada sebagian yang menuliskannya dengan mengombinasikan antara huruf kecil dan huruf besar (kapital), sebagai contoh tHanKz b’4 memiliki maksud ‘thanks before’ alias ‘terimakasih sebelumnya.’
Fenomena bahasa alay yang marak dituliskan oleh anak-anak remaja masa kini kenyataannya telah dimulai sejak lama, hanya saja waktu itu masih terjadi pada komunitas tertentu saja. Yaitu pada generasi awal pengguna internet yang acap memanfaatkan fasilitas obrolan (chatting), berujud instant messaging (IM).
Dahulu ada beberapa fasilitas ngobrol di internet dengan menggunakan fitur chatting room, sebut saja Yahoo!Chat Room, MiRC, MSN Messenger, ataupun ICQ. Maraknya obrolan di internet dengan menggunakan beberapa fitur IM itu tentu tak secepat ketika kita bertutur secara verbal, lantaran butuh waktu lebih guna menggerakkan tangan dalam menorehkan tulisan. Oleh karenanya demi mempercepat jeda waktu yang ada di instant message, dipakailah beberapa cara, termasuk memunculkan berbagai macam frase kata semacam ASL PLS.
Apa itu ASL PLS?
Dewasa ini banyak orang telah mengalami kemudahan dalam keterhubungannya dengan pihak manapun. Selain menggunakan layanan telepone atau layanan SMS (short message service), khalayak juga memanfaatkan fitur instant message yang kini telah banyak tersedia di gadget -dan mobile phone. Sebut saja BBM (Blackberry Messenger), LINE, Kakao Talk, We Chat, dan juga aplikasi bebas iklan serta bebas games bernama WhatsApp. Keterhubungan yang terjadi bukan saja sebatas teman antar kampung ataupun saudara sekota, melainkan bisa terhubung dengan pihak siapa saja dan di belahan bumi mana saja. Oleh karenanya sebagai pengantar komunikasi lazim digunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang dikenal secara internasional. Dan ASL PLS adalah sebuah istilah singkatan berbahasa Inggris yang terdiri dari Age, Sex, dan Location.
Merujuk pada padanan kata berbahasa Inggris tersebut, ASL dapat diartikan menjadi beberapa poin pertanyaan; Age menanyakan mengenai umur, Sex hendak mengetahui tentang jenis kelamin, dan Location adalah kata tanya untuk lokasi tinggal. Berawal dari ASL, pada perkembangannya tercipta pula beberapa istilah lain; ASLP (Age, Sex, Location, Picture), NASL (Name, Age, Sex, Location), dan ASLR (Age, Sex, Location, Race).
Pada percakapan tak jarang akan mendapatkan jawaban dengan frase U1. Ini mengindikasikan bahwa si penjawab berkeinginan agar pihak yang bertanya memberitahukan terlebih dahulu hal yang dipertanyakan, U1 sama dengan you first, artinya kamu terlebih dahulu. Biasanya pertanyaan yang akan muncul selanjutnya adalah ce/co yang berarti cewek atau cowok. Dan demi meyakinkan, bukan tidak mungkin akan muncul frase CAM, yang berarti hendak meminta agar ngobrolnya juga bisa melalui kamera, C2C – camera to camera.
Ketika sudah akrab, akan banyak muncul istilah yang dipakai. Misalnya sewaktu internet putus akan mengatakan DC alias disconnected, dan lalu ada ajakan GTC yang berarti going to coffee – pergi untu ngopi, IMO (In My Opinion) demi mengungkapkan kalimat “dalam pendapat saya,” LOL untuk istilah Laughing Out Loud yang berarti tertawa terbahak-bahak. Dan dalam berpamitan juga menggunakan frase GTG (going to go – pergi duluan) serta CU yang berdefinisi “see you ” alias sampai jumpa lagi.
Meskipun kini fitur instant message seperti MiRC, MSN Messenger, ataupun ICQ telah jarang digunakan, namun sebagian frase yang muncul darinya masih cukup akrab dan bahkan sempaat booming dipraktekkan oleh banyak orang, bukan saja pada jejaring sosial namun juga pada pengiriman pesan melalui SMS. Sebagai contoh adalah istilah OIC, ASAP, IMHO, AFAIK, BAK, dan THX.
Seiring perkembangan waktu, frase ASL PLS sepertinya telah jarang dijumpai. Ada banyak alasan frase ini dihindari oleh banyak pihak, selain menyangkut hal yang bersifat ‘privasi,’ bisa jadi lantaran sekarang kita telah dimanjakan dengan fitur sosial media yang juga telah menyediakan kolom tersendiri berisi photo profile, daftar alamat, sekolah, dan juga tempat tanggal lahir. Persoalan data-data yang ditampilkan itu benar atau bohong, valid ataupun tidak, toh dengan bertanya langsung menggunakan frase ASL PLS-pun tak menjamin kita bisa memperoleh kevalidannya, bukan? [uth]
Pranala Referensi;
- Wikipedia, bahasa alay
- Merdeka. Bernostalgia dengan ASL PLS
ASL PLS? Asli atau Palsu?
[…] lebat, atau kadangkala ketika sedang ada pertunjukan hiburan rakyat. Pasukan Diponegoro sering berkomunikasi dengan bahasa sandi agar hanya kalangan mereka sendiri yang tahu, misalnya menggunakan bahasa walikan. Sebagian dari […]
[…] pada web dan profil saja, melainkan telah mencakup integrasi dengan sistem, serta terkoneksi dengan sistem jejaring sosial. Bahkan banyak media semakin memperluas kepak sayapnya dengan memaksimalkan program dan […]
[…] menjabat lagi sebagai presiden, yaitu tatkala mulai menginjak pada rezim orde baru, maka kemunculan istilah berbahasa asing yang dipergunakan sebagai nama, tak dapat dielakkan kembali. Ada banyak band yang muncul dengan […]
[…] kepada orang tua ataupun saudara yang sehati. Namun ada yang butuh diketahui, jangan sampai curhat dilakukan di media sosial, karena hal itu justru bisa menimbulkan multi efek. Ada yang prihatin, namun bukan tidak mungkin […]
[…] dan alat musik bambu lainnya, rinding menjadi bagian penting khasanah budaya nusantara, rinding menjadi bagian dari bahasa musik universal dan merupalan pusaka yang harus dilestarikan oleh generasi masa kini, yaitu dengan […]
[…] pada komputer pribadi mulai era 1975. Sistem operasi pada DOS masih menggunakan antar muka berbasis teks dengan tanda kesiapan menerima perintah dari pengguna yang disebut sebagai […]
[…] media sosial memberikan implikasi cukup besar pada pemasaran. Twitter, sebagai salah satu media sosial yang […]
[…] tekhnologi membawa pengaruh besar bagi banyak orang, di antaranya adalah mengenai tehnologi informasi dimana saat ini membuat website ataupun weblog bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan […]
[…] yaitu layanan untuk ngobrol menggunakan internet, dimana generasi awal pengguna internet tentu tak asing dengan layanan chatting bernama MiRC, MSN Messenger, ataupun Yahoo Messenger. Semuanya membuat kita bisa mudah berhubungan […]
[…] twitter, meskipun menjadi sosial media yang hanya menyediakan karakter terbatas, yaitu maksimal 140 karakter, namun sangat cocok digunakan […]
[…] Indonesia pada hari pencoblosan mencapai 143,5 Gbps. Bandwith kebanyakan digunakan untuk mengakses media sosial dan situs berita online […]
[…] sederhana dapat dijelaskan bahwa long tail keywords adalah kalimat panjang -dan multi frase yang- merupakan hasil pengembangan yang digunakan demi membidik kata kunci lebih pendek, sementara […]
[…] banyak perubahan dari proses berkembangnya media daring facebook ini. Dari sisi komentar saja, yang dulunya terbatas namun belakangan ini telah menyediakan […]
[…] mengatasi hal di atas, memang bukan perkara mudah. Namun pada dunia maya, khususnya di jejaring sosial bernama facebook, kita bisa memanfaatkan fitur […]
[…] sang gubernurlah yang ramai diperbincangkan. Etika sang gubernur yang lebih disoroti. Sementara etika media yang menyiarkannya terlupakan. Salah satu umpatan sang gubernu DKI Jakarta itu adalah kata […]
Sampai 2010 ini masih oke ya dipake banyak orang.
[…] Namun dewasa ini, seiring dengan maraknya manusia menggunakan fasilitas di dunia maya, khususnya sosial media, tak sedikit orang menerapkan istilah free the word ini dalam menuliskan kalimat pun kata-kata sesuai kehendaknya. [Baca juga: ASL PLS, Frase Instan Chat yang Tergerus Media Sosial] […]
[…] orang mampu membuat usia manusia bisa bertahan lebih lama. Alasannya karena dengan menikah maka jaringan sosial akan menjadi lebih luas, sehingga dukungan dalam beraktifitas dalam hidup akan semakin melimpah. […]