Daftar Isi
Para penggemar musik mungkin tak asing lagi dengan nama musisi dan band-band masa lampau. Dari manca negara sebut saja Jimmy Hendrix, The Beatles, Led Zepellin, Rolling Stones, ataupun yang agak terkini; Aerosmith. Dari dalam negeri tentu banyak yang hafal dengan karya-karyanya Pambers, Koesploes, atau juga God Bless. Namun jauh sebelum band-band itu ada, perlu diketahui bahwa sejatinya Indonesia juga sempat memiliki band legendaris yang sangat terkenal justru di manca negara, utamanya di belahan bumi Eropa, The Tielman Brothers namanya.
The Tielman Brothers adalah sebuah nama band yang para personelnya sangat akrab dengan bumi Indonesia lantaran Herman Dirk Tielman –ayah Tielman bersaudara ini adalah pria kelahiran Menado tahun 1904, sementara Flora Lorine Hess –ibu dari Tielman bersaudara adalah wanita keturunan Jerman yang lahir di Madiun tahun 1901. Dari pernikahan Herman dan Flora Lorine ini mereka mendapatkan; Reggy (Reginald), Ponthon, Andy, Loulou (Herman Lawrence), dan Jane (Janette Loraine), semuanya lahir dan berkembang di Indonesia. Sebelum menikah dengan Herman Tielman, Lorina Hess juga sempat menikah dengan Louis Napoleon Uchtmann dan mendapatkan 4 anak; Jack, Lieke, Kitty dan Ralph.
Herman Dirk is a Tielmans Founder

Herman Dirk Tielman adalah ayah yang berprofesi sebagai tentara KNIL (tentara Hindia Belanda) dan memiliki jabatan komandan. Karena jabatan di tentara KNIL itulah maka rumah Herman acap dijadikan tempat berkumpul dan berpesta bagi rekan-rekan kerjanya. Tak elak, anak-anaknya yang cukup lihai bermain musik menjadi bagian dalam memeriahkan pesta, mereka tampil di sana. Penampilan kakak beradik itu sangat memukau penonton, mereka mendapatkan sambutan yang cukup meriah bahkan dari pejabat-pejabat Hindia Belanda karena terlihat mumpuni dalam membawakan tembang-tembang sulit seperti Tiger Rag ataupun 12th Street Rag.
Melihat antusiasme keluarganya dalam bermusik, sang ayah tak membuang kesempatan. Diberilah nama kelompok musik itu; “THE TIMOR RHYTM BROTHERS” dengan manajernya adalah Herman Tielman sendiri sedangkan sang ibu, Flora Lorine Hess, acap kebagian jatah sebagai juru bicara. Selain sebagai manajer, Herman juga memegang gitar, sementara Andy Tielman di guitar dan vocal, Reggy memainkan banjo dan juga vocal, Ponthon di double bass. Loulou menggebuk drums, dan vokal utama dipercayakan kepada Jane. Timor digunakan sebagai nama band lantaran mereka memiliki warisan leluhur di Kupang, Nusa Tenggara Timur sana.
Di samping memiliki hubungan baik dengan para pejabat, band ini juga memiliki kemmampuan di atas rata-rata. Oleh karena itu mereka tidak begitu mengalami kendala tatkala hendak tampil di berbagai tour dan pagelaran musik, berkat kemudahan yang ada, merekapun sempat ke Jakarta untuk unjuk kemampuan di istana negara, di hadapan presiden Soekarno pada bulan Desember tahun 1949. Lagu-lagu yang dibawakan pada saat tour musik itu adalah karya-karyanya Les Paul, Little Richard, Fats Domino, Elvis Presley, Chuck Berry, Bill Haley, dan Gene Vincent. Tahun 1951 mereka diperkenalkan pula dengan musisi dan penulis lagu dari Amerika yang cukup tersohor, Arthur “Guitar Boogie” Smith. The Timor Rhytm Brothers yang eksis sejak tahun 1945 hingga 1957 ini adalah cikal-bakal band ternama; The Tielman Brothers.
Dari Surabaya Rock Indonesia Bergema
Surabaya sepertinya memang menjadi kota yang tak bisa dipisahkan dari musik cadas. Jika masih ingat nama Log Zhelebour mungkin kita akan langsung terngiang dengan nama-nama artis & band rock terkenal Indonesia. Ada Ita Purnamasari, Mel Shandy, Lady Avisha, Nicky Astria, Power Metal, Grass Rock, El Palmas, Kaisar, Boomerang, dan juga Jamrud. Akan tetapi sungguh disayangkan, masih sangat sedikit khalayak yang mengenal kebesaran nama band bernama Tielman Brother. Nama band legendaris ini seperti tak pernah tersentuh dalam sejarah musik rock tanah air, ironisnya kitapun tak begitu mengerti alasan pastinya. Hanya saja sepertinya ada aroma kekhawatiran pihak penguasa apabila membanggakan grup band bentukan komandan tentara KNIL, hal ini akan dianggap sebagai tindakan kontrarevolusi pada orde lama. Pada pemerintah orde barupun tak jauh berbeda, tindakan represif seolah dimasgulkan oleh pemerintah yang sejatinya ada rasa ketakutan akan pengaruh keras dari musik rock -dan punk- yang acap menjadi gambaran dari manifestasi semangat anarkisme ini.
Yang pasti meskipun mereka telah hijrah dari bumi ‘arek Surabaya’ menuju negeri kincir angin, budaya tropis tak lantas mereka lupakan. Lain dari itu justru khasanah yang ada di nusantara ini lebih mereka gali. Permainan gitar ala keroncong-Portugis yang telah dimulai sejak abad 14 menjadi warna yang dikemas dan dipadukan dengan jenis musik manca serta musik daerah. Hingga timbullah genre musik dengan nama ‘Indo Rock’ yang selanjutnya lebih dikenal mendunia dengan sebutan musik ‘rock n roll.’
1957 Hijrah ke Belanda
Tahun 1957 Tielman bersaudara masih sering mengadakan tour musiknya di Indonesia, saat itu ada tuntutan mengubah status kewarganegaraan Belanda menjadi Indonesia. Atas berbagai pertimbangan pada akhirnya Herman Tielman lebih memilih untuk tetap berkewarganegaraan Belanda, Herman juga memilih memboyong semua keluarga untuk hijrah menuju negri Belanda dengan alasan dia melihat masa depan anak-anaknya akan lebih baik ketika berada di negeri kincir angin itu. Pilihan itu bahkan telah ia tetapkan setahun sebelumnya tatkala Ponthon dikirim ke Belanda pada tahun 1956.
1957 adalah tahun awal mereka menata kehidupan dengan mendiami sebuah asrama di Breda, Belanda, sementara karir bermusik tetap mereka lanjutkan dengan tetap memakai nama The Timor Rhytm Brothers. Kecuali mereka, ada juga nama-nama band lain yaitu Band Electric Johnny & his Skyrockets , The Crazy Strangers, The Crazy Rockers dan The Black Dynamites(Los Indonesios). Tak berselang lama The Timor Rhytm Brothers berganti nama menjadi “The Four Tielman Brothers” atau dipanggil The 4T, hanya ada 4 personel karena di negeri Belanda ini Jane sudah tak bergabung lagi. Hotel De Schuur di Breda – Belanda menjadi tempat yang sangat berjasa bagi mereka lantaran selain sebagai tempat pertamakalinya manggung dengan membawakan versi berbeda lagu ‘bye bye Love’nya The Everly Brothers, dari tempat itu jugalah mereka mulai dikenal dan mulai memperoleh job untuk manggung di tempat lain. Maraknya job yang datang pada akhirnya membuat setahun kemudian mereka mampu menetap di sebuah rumah yang sedikit nyaman yaitu di Hedel (Gelderland).
Aksi Panggung The Tielmans
Pada saat musik Hawai populer di Eropa, The 4T mendapat undangan dari Mr. Morisson yaitu seorang organizer event Hawaiian. Seperti tak hendak membuang kesempatan, meski porsi waktu yang diberikan hanya 20 menit namun The 4T tetap memanfaatkannya semaksimal mungkin. Mereka menunjukkan kemampuan bermain musik genre ‘indo-rock’ yang spektakuler dan belum pernah dilakukan oleh siapapun, yaitu dengan atraksi yang sangat memukau; selain Andy memainkan gitar menggunakan kakinya, gitar juga dimainkan menggunakan stik drum dari Loulou, sedangkan double bass menjadi ajang lain bagi mereka untuk beraksi akrobatik. Aksi panggung yang sungguh memesona ini memiliki daya tarik tersendiri karena mampu membuat para penonton geleng-geleng kepala, ini menjadi langkah awal The 4T dalam meraih kesuksesan.
Bukan saja sebatas pertunjukan di negeri Belanda, mereka juga manggung di negeri Belgia dan juga Jerman, bahkan pada malam tanggal 27 Januari 1959, saat mereka menggung di Jerman aksi mereka disiarkan langsung oleh TV Jerman . Sebuah perusahaan rekaman terkenal bernama Bovema juga tak segan meliriknya, hingga keluarlah debut single mereka yang berhasil menjadi salah satu hits dalam sejarah pop Belanda. Irama musik yang cukup liar namun menarik berhasil disuguhkan dari vokal unik Andy dan dukungan instrumental Ponthon yang lihai dengan permainan bass betot ataupun double bass-nya.
Pada tahun 1960 nama band ini menghilangkan kata ‘four’ sehingga menjadi ‘The Tielman Brothers.’ Grup band rock n roll ini bertambah satu personel lagi yaitu Franky Luyten yang berada pada posisi rhythm guitar. Awal tahun 1960 adalah waktu pertamakali mereka merilis 4 lagu ciptaan sendiri, yaitu; My Maria, You’re Still The One, Black Eyes, dan Rock Little Baby.
Karya-karya The Tielman Brothers yang cukup menggebrak pasar dan ditambah aksi panggung yang tak kalah memukau membuat banyak orang semakin tertarik. Antara lain aksi solo drum dari Loulou yang dengan lihainya menabuh drum sambil berjalan mengelilingi instrumennya. Sementara itu Ponthon bermain bass gandanya sambil tiduran, jumpalitan, dan juga merangkak di lantai. Tak mau ketinggalan, Andy melakukan aksi panggung yang tak semua orang bisa menirukannya, selain menggunakan kaki Andy juga memainkan gitar dengan menggunakan gigi, bahkan ia memainkannya di belakang leher. Aksi-aksi panggung unik dan berbeda ini jelas jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page, ataupun Ritchie Blackmore melakukannya.
Tahun 1963 Jane kembali bergabung dengan The Tielman Brothers, selain itu personelnya juga bertambah satu orang lagi yaitu Alphonse Faverey yang bermain di lead guitar. Selanjutnya tahun 1964 terjadi bongkar pasang personel; Franky Luyten, Ponthon Tielman, dan Alphonse Faverey absen dan lalu digantikan Hans Bax pada rhythm guitar, serta Rob Latuperisa ada pada bass guitar (6 string bass).
Personil The Tielman Brothers
- Keluarga Tielman;
- Herman Tielman Dirk (Ayah) : Menado 1904 – The Hague 1979
- Flora Laurentine Hess (Ibu) : Madiun 1901 – Purworejo 1991
- Reggy (Reginald Uchtmann): Surabaya, 20 Mei 1933 – Den Haag, 12 Maret 2014
- Ponthon Tielman: 4 Agustus 1934 – Jember, 29 April 2000
- Andy Tielman: Makassar, 30 Mei 1936 Rijswijk (dekat Den Haag), 10 November 2011
- Loulou (Herman Lawrence) : Surabaya, 30 Oktober 1938 – Cairus Australia, 4 Agustus 1994
- Jane (Janette Loraine): 17 Agustus 1940 – 25 Juni 1993
- THE TIMOR BROTHERS Rhytm (Indonesia 1945-1957)
- Andy Tielman (gitar, vokal)
- Reggy Tielman (banjo, gitar, vokal)
- Ponthon Tielman (double bass, gitar, vokal)
- Loulou (Herman Lawrence) Tielman (drum, vokal)
- Jane (Janette Loraine) Tielman (Vocal)
- Herman Tielman (ayah, manager, gitar)
- Flora Lorine Hess (ibu, presentasi)
- THE TIMOR RHYTHM BROTHERS – Four Tielman Brother – THE 4 T (Breda / Hedel 1957-1959)
- Andy Tielman (lead guitar, vokal)
- Reggy Tielman (2nd lead guitar, vokal)
- Ponthon Tielman (double bass, vokal)
- Loulou Tielman (drum, vokal)
- THE Tielman BROTHERS (1960-1963) rekaman Imperial + Ariola (3 single + 1 EP)
- Andy Tielman (lead guitar, vokal)
- Reggy Tielman (2nd lead guitar, vokal)
- Franky Luyten (gitar, vokal)
- Ponthon Tielman (gitar bass, 6 senar bass, vokal)
- Loulou Tielman (drum vokal)
- THE Tielman BROTHERS (1963-1964)
- Andy Tielman (lead guitar, vokal)
- Alphonse Faverey (lead guitar)
- Reggy Tielman (2nd lead guitar, bass 6 senar, vokal)
- Franky Luyten (gitar, vokal)
- Ponthon Tielman (gitar bass, 6 senar bass, vokal)
- Loulou Tielman (drum, vokal)
- Jane Tielman (vokal)
- THE Tielman BROTHERS (1964-1969)
- Andy Tielman (lead guitar, vokal)
- Reggy Tielman (2nd lead guitar, bass 6 senar, vokal)
- Hans Bax (rhythm gitar, vokal)
- Rob Latuperisa (gitar bass, 6 senar bass)
- Loulou Tielman (drum, vokal)
- Jane Tielman (vokal)
Gitar Dengan 10 Senar
Pada tahun 1961 Andy Tielman merasa terlalu berat dengan gitar Gibson Les Paul-nya, maka dia menukar gitarnya menjadi Olympic White Jazzmasters. Karena merasa terlalu tipis dengan gitar barunya, maka gitar Jazz masternya dimodifikasi sendiri menjadi bersenar 10. Dan tatkala Andy berhasil mendapatkan sound baru yang sangat bagus dari gitarnya, banyak orang menjadi penasaran. Apalagi pada saat manggung untuk beberapa waktu Andy juga sempat menutupi kepala gitarnya dengan handuk. Keunikan 10 senar gitar unik Jazzmaster ini selain ditiru oleh band-band lain, juga menunjukkan bahwa kemampuan Andy Tielman dalam menginovasi gitar listrik cukup diakui dunia lantaran perusahaan gitar sekelas Fender juga sempat meliriknya. Hal ini senada dengan apa yang ditulis oleh seorang peneliti asal Belanda, Cees Bakker.
Masa kejayaan band bersaudara yang dirintis oleh seorang bapak bernama Herman Tielman ini berakhir sekitar tahun 1965, lima tahun setelah kemunculan The Beatles. Sementara The Beatles juga surut pada tahun 1970an. Bubarnya band rock n roll sekelas The Tealman Brothers & TheBeatles itu disinyalir permainan musik mereka terkesan monoton, tidak berkembang, dan kurang eksploratif. Era musik rock n roll telah tergerus jaman dan berganti kepada musik yang digarap oleh Pink Floyd ataupun Led Zepellin.
Setelah surut dari dunia musik rock n roll, Andy Tielman tetap mencintai musik, dia menyempatkan diri menyalurkan hobbynya itu untuk rekaman lagu-lagu rohani, hanya sesekali ia tampil di publik Belanda dengan gitarnya.
Berpulangnya Tielman & Sang Frontliner
Jauh setelah masa keemasannya, Andy Tielman sempat menengok negeri kelahirannya, yaitu hadir dan tampil pada ajang Jakarta Rock Parade yang digelar di Tennis Indoor dan Outdoor, Senayan, tahun 2008. Tiga tahun setelah Ratu Beatrix menganugerahinya bintang jasa Order of Orange Nassau berkat kontribusinya untuk perkembangan musik populer di negeri Belanda.
Penghargaan dari Ratu Belanda tahun 2005 itu sangat masuk akal, lantaran musisi dunia sekelas Paul McCartney, yaitu vocalis dan bassis Beatles, sempat mengagumi aksi panggung Tielman Brother. Bahkan tatkala Beatles masih menjadi band kafe Hamburg, Jerman, para personilnya juga menyempatkan diri untuk menyaksikan aksi panggung Tielman Brothers.
Satu persatu personel The Tielman Brothers ini tutup usia. Sang ayah telah tiada tahun 1979 lampau di The Hague – Belanda, sementara ibu Tielman wafat di Purworejo, Jawa Tengah, pada tahun 1991. Jane sebagai anggota paling bontot justru paling awal menghadap sang Kuasa yaitu 25 Juni 1993, dua tahun selepas kematian ibunya. Satu tahun berikutnya sang drummer Loulou Tielman menyusulnya, Lolulou meninggal di Cairus Australia tanggal 4 Agustus 1994. Sementara Pemain bas Ponthon Tielman sendiri meninggal di Jember, Jawa Timur, pada 29 April 2000 silam.
Reggy Tielman adalah anggota The Tielman Brothers yang terakhir berpulang pada Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu meninggal di Den Haag pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2014. Andy sebagai frontliner The Tielman Brothers meninggal pada Kamis 10 November 2011 di Rijswijk (dekat Den Haag) – Belanda akibat sakit kanker lambung yang dideritanya sejak tahun 2009. Kepergian Andy dan Reggy sebagai generasi akhir The Tielman Brothers ini tak hanya merupakan kehilangan bagi warga Belanda dan penggemar musik di Eropa, namun juga kesedihan bagi pecinta musik dunia termasuk Indonesia. Meskipun ada opini bahwa Tealman tak merasa menjadi warga Indonesia karena lebih memilih memerdekakan Maluku Selatan namun hal yang tak bisa dipungkiri, The Tielman Brothers tumbuh besar dan menjadi pelopor musik rock awalnya adalah di Surabaya, bagian dari bumi Nusantara. [uth]
Lampiran:
[1] Discography of The Tielman Brothers (click for viewing)
Sumber rujukan:
[1] Tielman Brothers; wikipedia.org, Diakses pada 16 Agustus 2014
[2] Andy Tielman; wikipedia.org, Diakses pada 16 Agustus 2014
[3] Biography of tielman brothers; indo-rock.jimdo.com, Diakses pada 16 Agustus 2014
[4] The Tielman Brothers; last.fm, Diakses pada 16 Agustus 2014
[5] Gambar ilustrasi; captured from youtube.com, Diakses pada 16 Agustus 2014
[…] meskipun kantor pusatnya berada di mancanegara, namun kenyataannya telah lama mengikuti perkembangan di wilayah nusantara ini dan bahkan melalui […]
[…] mancanegara. Bukan tidak mungkin lantaran peraturan yang diterapkan oleh Bung Karno itulah, maka band legendaris & terkenal asal Kupang – Indonesia, The Tielman Brothers, saat itu lebih memilih hengkang menuju negeri […]
[…] gulali. Pertama ia adalah jenis panganan jaman dahulu yang kini sangat susah ditemukan keberadaanya akibat tergilas modernisitas jaman. Sebagaimana kita tahu banyak jajanan jaman dulu yang semakin terpinggirkan karena merebaknya […]
[…] ‘gamelan’ menjadi setara dengan musik lainnya. Bahkan adakalanya justru gamelan mampu bertahta mendampingi jenis alat musik lain, dan lalu membuat penikmatnya terkesima. Dengan gamelan, komunitas Gayam 16 lewat even YGF mampu […]
[…] memperjual-belikan- tanpa ijin dari developer pun perusahaan yang memilikinya. Contoh OS berlisensi adalah keluarga Mac OS X yang meliputi Leopard, Panther, Jaguar, Cheetah, Puma, dan Maverick. Selain itu, contoh […]
[…] kita acap melihat bahwa pihak registrar (penjual) domain juga melayani Second Level Domain. Yang dari mancanegara sebagai contoh adalah; .us.com, .br.com, .cn.com. ataupun […]
[…] kekalahan yang telak, Let. Jend. De Kock sebagai komandan tentara Hindia Belanda berkehendak menempuh jalan diplomasi. Dua surat yang ditandatangani tertanggal 7 dan 14 Agustus […]
[…] tertulis di atas adalah lirik dari lagu -dolanan- anak-anak berbahasa Jawa yang nadanya juga tak asing lagi bagi sebaian besar masyarakat. […]
[…] cerita, pada masa lampau arca tersebut merupakan bentuk satu kesatuan utuh. Namun ketika arca tersebut dijauhi menyajikan […]
[…] The Tielman Brothers, Band Legendaris Indonesia Yang Lebih Dikenal Di Mancanegara […]
[…] bisa jadi dahulu orangtua kita menilai kegemaran akan musik rock adalah keliru, karena masih ada anggapan bahwa musik rock itu hanyalah sebentuk musik gedombrengan, atau kalau hendak meminjam istilahnya Bung Karno; […]
[…] yang cekatan ataupun cepat tanggapnya dalam melayani kemauan pelanggan. Lain dari itu adalah juga appearance alias penampilan mereka yang tak bisa lepas dari perhatian, di dalamnya tentu saja termasuk bau […]
[…] kota budaya dan kota pelajar, di mana Jogja menjadi tempat berkumpulnya beragam lapisan masyarakat, mulai dari mahasiswa, seniman, pegawai kantor, bahkan juga hingga […]
[…] berevolusi sebagai sinyal pun identifikasi, pada awalnya bendera difungsikan guna membantu koordinasi setiap anggota militer di medan perang . Hal itu diterapkan karena kondisinya ditantang untuk cepat tanggap pada […]
[…] pernah memiliki sebuah karya film yang boleh dibilang cukup sukses pada zamannya. Film itu berjudul Pengkhianatan G 30 S/PKI yang digarap awal tahun 80an, menelan biaya sejumlah Rp […]
[…] manca. Hal itu sebagaimana dilansir Amusing Planets, yang memaparkan bahwa beberapa seniman manca juga turut berperanserta dalam perhelatan itu, yang di antaranya adalah dari Inggris, Itali, […]
[…] [Baca juga: The Tielman Brothers, Band Legendaris Indonesia Yang Lebih Dikenal Di Mancanegara] […]
[…] student-activity.binus.ac.id, http://www.idntimes.com, thepowerofindonesia.blogspot.com, era.id, ensiklo.com, tirto.id, kaskus.co.id, […]