Gulali Menjadi Logo FKY 2014 Yang Muncul Secara Terstruktur Sistematis & Masif

18
7110
Performa Jampi Gugat di FKY 2014 Tugu Jogja
Performa Jampi Gugat di FKY 2014 Tugu Jogja

Predikat kota seni ataupun kota budaya yang disandang Jogjakarta bukan tanpa alasan. Selain menjamurnya kegiatan seni & budaya yang digelar hampir setiap minggu pada setiap sudut kota, ada yang butuh diapresiasi pada jiwa kreativitas yang dimiliki oleh semua aktivis seni dan budaya, dimana proses penanaman benih-benih seni tak sebatas pada anak muda ataupun tua, namun juga telah dilakukan sejak usia dini hingga beranjak dewasa.

Event ngayogjazz dan pasar kangen menjadi contoh kegiatan rutin seni budaya khas Jogja bagi segala usia, yang untuk minkmatinya juga tanpa harus mengeluarkan biaya. Selain dua event itu, sejatinya masih banyak sekali aktivitas & pagelaran seni yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, dan 2014 menjadi tahun yang berbeda untuk penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta atau dikenal juga dengan singkatan FKY.

FKY termasuk hajatan yang telah lama dijadikan ajang seni & budaya bagi kawula Ngayogyakarta Hadiningrat.  Dan FKY ke-26 tahun 2014 ini berlangsung sejak tanggal 20 Agustus hingga 9 September, dipusatkan di Plasa Pasar Ngasem, sisi barat Siti Hinggil Kraton Jogja.      Pesta pembukaan FKY ke-26  dilakukan di seputar perempatan tugu golong-gilik Yogyakarta dan mampu menyedot perhatian massa,  karena selain diadakan kirab, tersaji pula pementasan berbagai macam budaya, bukan saja dari Jogja, namun hadir pula pentas budaya berlatar-belakang Sumenep – Madura dan daerah lainnya.

FKY 2014 Yang Unik, Menarik, Berbeda, & Istimewa

Angkringan FKY-26 2014 (Sumber: Infofky.com)
Angkringan FKY-26 2014 (Sumber: Infofky.com)

Dikatakan unik, menarik dan berbeda karena FKY tahun 2014 ini mengusung tagline “Dodolan Rame-rame” yang memiliki makna ganda, pertama; ‘dodolan rame-rame,’ kedua; ‘ do dolan rame-rame.’ (dha dolan rame-rame).

Dodolan rame-rame adalah kalimat berbahasa Jawa yang dmemiliki padanan kata bahasa Indonesia; “Berjualan ramai-ramai.”      Diusungnya tema “dodolan” alias “jualan” ini merupakan jawaban atas berbagai hal yang meliputi rmanfaat adanya FKY, bahwa keunikan obrolan kreatif yang bermula dari lingkungan kecil diakomodasi menjadi sebuah ide besar.   Dodolan adalah sebuah kata sederhana namun jika pekerjaan “dodolan” itu dilakukan secara bersama maka roda perekonomian menjadi maju, dan warga juga ikut menikmati kemajuan secara bersama pula.      Sedang ungkapan ‘do dolan’ berasal dari kalimat dha dolan (padha dolan) memiliki makna ‘mari saling bermain bersama.’ Serupa dengan dodolan secara ramai-ramai, bermain bersamapun merupakan gerakan secara kolektif tanpa meninggalkan perbedaan yang ada.

Karena sifatnya adalah kebersamaan itulah maka FKY ke-26 selain berpusat di Plasa Pasar Ngasem, juga diselenggarakan di 4 kabupaten, yaitu Bantul, Sleman, Gunung Kidul, dan juga Kulon Progo.       Begitu pula tatkala di Plasa Pasar Ngasem dan di -Bioskop Tamansari- Pelataran Tamansari menampilkan  pertunjukan sendratari musikal dan juga video mapping JVMP, hal serupa juga tetap dilaksanakan pada tempat lain yang tak jauh dari pusat kota, misalnya di Kleringan Stage (dikenal dengan Kreteg Kewek), di Purnabudaya, di terminal bus Condong Catur, dan di tobong bale bengong.

Memunculkan Yang Telah Hilang Ditelan Jaman

Kecuali tagline dodolan rame-rame, ada keunikan dan keistimewaan lain berujud logo ataupun maskot yang berfungsi sebagai identitas visual guna mewakili konsep serta tema yang diusung, dan dipilihlah gulali sebagai logo FKY ke-26 tahun 2014 ini.

Ada banyak alasan yang bisa diargumentasikan dalam menggunakan logo berujud gulali. Pertama ia adalah jenis panganan jaman dahulu yang kini sangat susah ditemukan keberadaanya akibat tergilas modernisitas jaman. Sebagaimana kita tahu banyak jajanan jaman dulu yang semakin terpinggirkan karena merebaknya permen-permen kemasan modern yang hadir pada tiap outlet-outlet seputar kita.

Agenda seni & budaya pada FKY 2014 tak hanya menyajikan pagelaran kesenian ‘adiluhung’ khas Jogja, seperti wayang, kethoprak ataupun seni tari, namun juga menggelar pertunjukan seni modern pun pop kreatif.      Gulali masih menjadi logo yang selaras dengan agenda-agenda itu, karena memiliki bermacam warna dan juga bermacam keunikan serta kelenturan bentuk.  Apalagi sebagai panganan tradisional, gulali juga tidak dibuat menggunakan mesin modern, namun lebih mengandalkan ketrampilan tangan para penjualnya. Pada kondisi ini para pembeli mendapatkan ruang untuk dapat mengajukan ‘request’ sesuai ekspresi yang diinginkan. Dari sinilah gulali makin menjadi unik dan menarik digunakan sebagai logo FKY 2014 karena mampu mengejawantahkan konsep sederhana yang mewakili arti kata dodolan dan do dolan (dha dolan).

Bisa menerima segala warna, fleksibel serta lentur dalam segala suasana, dan tak melupakan sisi sejarah serta aroma tradisi-onal jaman. Mungkin inilah pesan-pesan artistik yang ingin disampaikan para seniman dan tangan-tangan kreatif Jogja dalam mengritik keadaan. Pesan berujud kesenangan dalam hiburan yang bisa saja disepadankan aksi demonstrasi namun dengan langkah berbeda, karena tak perlu perang urat syaraf dimana demonstrasi kali ini benar-benar dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. [uth]

Pranala Referensi;

Berbagi dan Diskusi

18 COMMENTS

  1. […] Dadung (penulisan yang tepat dalam bahasa Jawa sebenarnya adalah dadhung -red) adalah kata untuk menyebut tali tambang yang biasa dikenakan oleh para tukang untuk mengikat kayu, ataupun tali yang biasa digunakan oleh para gembala untuk menali binatang yang digembalakannya. Dadung digunakan sebagai branding kaos produk daerah Solo (Surakarta) tak lama setelah masa kejayaan kaos dagadu di Yogyakarta […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here