Berwisata ke luar negeri kini kian memungkinkan. Banyaknya penerbangan ke luar negeri yang menawarkan harga murah menjadikan peluang wisata ke luar negeri menjadi kian besar bagi orang Indonesia. Berwisata ke luar negeri tidak sepenuhnya harus mahal atau mewah. Backpacking menjadi salah stau pilihan cara berwisata yang murah. Perencanaan wisata adalah salah satu faktor yang sangat menentukan bagi pelancong untuk menghemat pengeluaran.
Secara umum, persiapan wisata di dalam negeri, seperti Bali dan Lampung sebagai contoh, tidak berbeda dengan perencanaan wisata ke luar negeri. Salah satu perbendaan yang mencolok pada kedua jenis tujuan wisata ini adalah urusan keimigrasian. Jika berkunjung ke tempat wisata di Indonesia, pelancong tidak butuh untuk mengurus paspor dan visa wisata. Ini berbeda dengan pelancong atau backpacker yang hendak berwisata ke negara lain.
Wisatawan asal Indonesia yang akan berkunjung ke negara lain perlu mengetahui dengan rinci hukum keimigrasian di negara tersebut. Travel warning adalah hal lain yang juga harus diperhatikan secara seksama. Setiap negara memiliki mekanisme travel warning (peringatan untuk bepergian ke negara lain) yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa negara akan mengingatkan warganya untuk tidak bepergian ke negara yang sedang mengalami perang atau lokasi lain tempat wabah penyakit tertentu sedang berkembang. Travel warning, sebagai contoh lain, dikeluarkan oleh beberapa negara agar warganya tidak berkunjung ke negara-negara Afrika yang sedang dilanda wabah virus ebola.
Salah satu persiapan penting saat hendak bepergian ke luar negeri adalah memastikan status visa yang akan dibutuhkan. Setiap negara memiliki hubungan diplomatik yang berbeda dengan negara lainnya. Hubungan diplomatik antar negara tersebut turut memengaruhi visa dan pelayanan keimigrasian yang diberlakukan. Beberapa negara secara ketat memberlakukan kewajiban untuk mendapatkan visa bagi pelancong asal Indonesia, sebut saja Australia dan Amerika. Kedua negara tersebut memberlakukan visa wisata bagi pelancong asal Indonesia.
Salah satu bentuk visa yang diberlakukan dalam hubungan keimigrasian dikenal dengan istilah Visa on Arrival. Jenis visa ini diberikan oleh satu negara kepada warga negara lain yang berasal dari negara sahabat atau memiliki kedekatan siplomatik. Jenis visa ini diberikan saat pelancong sudah berada di negara tujuan. Biasanya, visa jenis ini hanya berlaku untuk keperluan wisata dan bukan keperluan bekerja atau pendidikan. Visa on Arrival sering pula diidentikkan dengan istilah bebas visa. Artinya, pengunjung dapat daatang ke suatu negara tanpa harus mengurus visa sebelum keberangkatan. Visa akan diberikan saat sudah berada di negara tujuan. Pemberian visa ini umumnya dilakukan di tempat kedatangan, seperti bandara, pelabuhan atau pos pemeriksaan imigrasi bagi dua negara yang berdampingan di daratan.
Pemegang paspor Indonesia memiliki keleluasaan untuk mendapatkan visa on arrival di beberapa negara. Masa berkalu visa juga berbeda satu dengan lainnya. Visa jenis ini umumnya berlaku selama 15 – 90 hari. Kebijakan pemerintah negara tujuan menentukan lamanya visa pelancong ini. Berikut adalah daftar negara yang bebas visa [atau memberikan visa on arrival] bagi pelancong berpaspor Indonesia:
- Brunei: berlaku 14 hari
- Hong Kong: berlaku 30 hari
- Iran: berlaku 7/15 hari
- Kamboja: berlaku 30 hari
- India: berlaku 30 hari
- Laos: berlaku 30 hari
- Makau: berlaku 30 hari
- Maladewa: berlaku 30 hari
- Malaysia: berlaku 30 hari
- Nepal: berlaku 30/60 hari
- Oman: berlaku 30 hari
- Filipina: berlaku 30 hari
- Singapura: berlaku 30 hari
- Sri Lanka: berlaku 30 hari
- Thailand: berlaku 30 hari
- Timor Leste: berlaku 30 hari
- Vietnam: berlaku 30 hari.
Sebagai catatan penting, perubahan diplomasi dan hubungan antar negara dapat saja terjadi. Pelancong sebaiknya juga mencari informasi secara online di website resmi negara tujuan yang menjelaskan status visa untuk paspor Indonesia. Beberapa negara menetapkan biaya tertentu bagi pengunjung asal Indonesia.
Sumber Rujukan:
[1]. Gambar Tracking, Pixabay.com. Diakses pada 19 Agustus 2014
[2] Daftar negara bebeas Visa untu WNI, Wikipedia. Diakses pada 19 Agustus 2014
[…] menjadi salah satu persoalan besar bagi pelancong. Pelancong yang bepergian ke luar negeri dengan perbdaan waktu yang cukup banyak sering mengalami persoalan ini. Perbedaan waktu negara asal […]
[…] sebagai contoh adalah harus mengeluarkan dana sendiri sebesar 22 juta rupiah setiap tahun demi biaya visa, sedangkan demi kehidupan sehari-hari dan juga menambah biaya kerja, iapun rela merogoh kocek […]
[…] ini ada banyak orang, tak sedikit lembaga, baik berstatus partikelir ataupun dibiayai pihak lain (termasuk negara) beramai-ramai melakukan riset dan kajian dalam berbagai bidang. Kemasan yang disajikanpun tak […]