Daftar Isi
Sebagai kota pelajar yang tentu saja memiliki banyak tempat belajar-mengajar, Yogyakarta juga dikenal dengan julukan sebagai kota budaya. Hal ini tentu saja mengindikasikan bahwa di kota ini akan banyak budaya yang bisa dijumpai. Benar sekali, pasalnya dalam kurun waktu yang tak genap satu bulan saja, puluhan hajatan bertema budaya telah digelar di kota gudeg ini. Sebut saja festival kesenian seperti Festival Gamelan, Perkusi, Pasar Kangen, Bedog Art Festival hingga yang terbesar adalah Festival Kesenian Yogyakarta yang ke-26. Itu semua menjadi salah satu bukti Jogja memang merebak dengan berbagai pementasan seni & budaya.
Banyak Kejutan di Festival Kesenian Yogyakarta 2014
Sebagaimana diungkapkan oleh pihak panitia melalui official website, pasar seni FKY tahun ini diniatkan untuk menjadi berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa penasaran dari khalayak. Pertanyaan semacam: “Apa yang menjadi berbeda pada perhelatannya?” tentu kerap muncul.
-
Taglines Dodolan Rame-rame
- Dodolan Rame-rame
Merupakan bahasa Jawa yang memiliki padanan kalimat berjualan secara ramai-ramai. Hal ini mengajak pada semua pihak untuk bersenang-senang namun juga bersama-sama mengambil keuntungan dari apa yang bisa diperjualbelikan. Artinya semua pihak bisa merasakan manfaat dari hadirnya perhelatan pasar seni ini tanpa ada yang merasa emnguasai dan mendominasi keuntungannya. - Do dolan Rame-rame
Berbeda dengan kata “dodolan” sesuai yang dijelaskan sebelumnya, kata ‘do dolan’ merupakan bahasa Jawa yang berdefinisi “bermain bersama.” Ini memberikan pemahaman yang tak jauh beda dengan hal di atas, meski kebersamaan yang terjadi adalah pada acara “main” akan tetapi tetap dilakukan secara bersama-sama dan dengan beramai-ramai pula.
Dari tagline dodolan rame-rame ini kita bisa menyimpulkan, bahwa sedari awal perhelatan FKY 2014 ini memang diniatkan demi kebersamaan meski dengan perbedaan yang ada. Semua bisa berjualan, semua juga bisa membeli. Semua bisa bermain, dan siapapun bisa menunjukkan permainannya.
-
Lambang pun Logo Gulali
Pasar Seni FKY ke-26 tahun 2014 ini juga menyuguhkan lambang gulali yang memiliki banyak nilai filosofi, diantaranya menggali tradisi lama yang jauh dari rasa “kemrungsung” dan lebih melihat proses beraroma “nature.” Pasalnya gulali meruoakan jajanan tradisional yang proses pembuatannya juga butuh kesabaran, sedang kebersamaan ditunjukkan dari interaksi antara penjual dan pembelinya. Selain itu bermacam warna alami adaalhs atu bentuk keunikan seni yang berasal daru tangan terampil tanpa harus mengandalkan kehebatan mesin modern.
-
Kali ini Istimewa
Kata “Kali ini Istimewa” sebagaimana yang tercantum pada brosur, booklet, leflet, dan alat propaganda lainnya, bisa jadi merupakan kalimat yang tumbuh dari iseng pun kegiatan “selo” (longgar dan slow -istilah slang anak muda Jogja -red). Namun justru dari efek “selow” itulah nuansa Jogja dengan pembaruan anak mudanya terasa.
“Kali ini Istimewa” karena memang pendanaan FKY tahun 2014 ini dibiayai dari danais alias dari dana keistimewaan DIY. Hanya saja yang lebih istimewa justru yang menggawangi acara FKY tahun 2014 ini tak seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya sebatas pihak pemerintah, namun juga orang-orang yang memang acap mendedikasikan hidupnya pada dunia seni & budaya, sehingga kemungkinan salah sasaran itu bisa diperkecil. Dan hasilnya sangat menggembirakan, karena kenyataan membuktikan bahwa meskipun secara nominal uang yang diterima tak besar namun tatkala sebuah festival digarap dengan benar, maka pelaku seni sudah merasa dihargai.
-
Tak hanya terpusat di satu tempat Plasa Pasar Ngasem
Nama gelaran festival kesenian “Yogyakarta” tahun 2014 ini juga dimanifestasikan kedalam prakteknya. Tak ayal sejak dibuka tanggal 20 Agustus hingga 9 September 2014 festival kesenian banyak dipertontonkan di banyak tempat. Dan karena tajuknya adalah DIY alias Daerah Istimewa Yogyakarta, maka selain 1 kotamadya ada 4 kabupaten juga yang tak luput dari gelaran Festival Kesenian ini; Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan juga Sleman. Sajian seni yang disuguhkan juga berbaur baik seni alternative, seni heritage, pun seni populer, sehingga menjadi pertunjukan yang asyik untuk dinikmati segala lapisan masyarakat dengan berbagai usia.
Tetap Istimewa Usai Acara Penutupannya
Festival Kesenian Yogyakarta tahun 2014 telah usai, yaitu ditandai dengan acara resmi penutupan tanggal 9 September 2014 di Plasa Ngasem. Pada hari akhir perhelatan itupun tetap terdapat banyak kejutan bagi semua orang, sehingga meski acara penutupan baru akan berlangsung malam hari namun sejak sore sudah banyak pengunjung yang rela berdesakan baik duduk lesehan pun berdiri dengan sabar menunggu di lokasi acara.
Mereka rela berdesakan, duduk lesehan dan berdiri di sekeliling panggung utama, demi menyaksikan kemeriahan serta ragam hiburan yang disuguhkan pada penutupan Festival Kesenian Yogya (FKY) ke-26.
Meski rundown acara telah disusun, namun kenyataannya ada hal yang cukup membuat banyak penikmat seni di kota pelajar ini terperangah. Selain penampilan kesenian tradional berujud tari dan lain-lain, ada pula penampilan yang tak diduga dari grup “Jogja Hiphop Foundation” pimpinan Marzuki Muhammad atau lebih dikenal dengan nama Juki KillDJ. JHF Crew yang memang dijadikan “tamu misteri” ini berhasil menghangatkan suasana dan membawa para penonton menikmati lagu lantunannya yang bernuansa Jogja, tak ketinggalan pula lagu baru bertajuk “Jogja Ora Didol” (Jogja tidak dijual -red).
Masih meramaikan acara penutupan FKY 201, tampil pula grup musik Jazz ternama di Jogjakarta, Everyday Band, yang membawakan beberapa lagu jazz di atas panggung. Tentu tak ketinggalan lagu andalan mereka bertajuk “Kapan Ke Jogja lagi” yang acap terdengar di radio-radio Yogyakarta.
Di akhir acara penutupan, terdapat hal yang menarik pasalnya usai Everyday Band tampil sejatinya MC juga telah berpamitan menutup acara, sementara lampu-lampu panggung juga sudah dipadamkan. Saat itu sebagian penonton juga telah mulai meninggalkan lokasi acara, walau sebagian lainnya enggan beranjak seperti tak rela dengan berakhirnya acara. Dan ketika waku berlalu beberapa saat lamanya dalam kegelapan, lampu panggung malah dinyalakan kembali. Selanjutnya tiga sosok manusia yang tak lain adalah Ketua Umum, Ketua II, dan Ketua III FKY 26, dengan jenaka dan penuh canda mereka memanggil penampil utama sekaligus tamu misteri lainnya di panggung pemungkas FKY 26 ini, ialah Shaggy Dog, grup musik beraliran “reggae” asal Sayidan, Yogyakarta.
Bak magnet, Shaggy Dog membuat penonton seperti tersihir, mereka bersorak gembira dan para penonton yang satu persatu telah meninggalkan panggung karena menyangka acara telah usai mampu mendekat kembali ke venue. Kembali Lagi Ke Lantai Dansa, Hey Kamu yang Cantik, Jalan-jalan, Lagu Rindu, Kintamani, Kecoa, Kere Hore, adalah tujuh judul lagu dari delapan lagu yang dibawakan. Mereka menggenapinya dengan lantunan lagu pamungkas sekaligus sebagai lagu penutup, ialah “Sayidan.”
Keberhasilan Festival
Selain Jogja Hiphop Foundation Crew yang berhasil melantunkan lagu “Jogja Ora Didol” sebagai refleksi kritik sosial masyarakat kepada pihak yang berwenang, ada keberhasilan lain yang diraih atas penyelenggaraan FKY ke-26 ini.
Sebagaimana dituturkan oleh Ketua Umum Panitia FKY 26, Setyo Herwanto, pelaksanaan FKY tahun ini di luar dugaan, pasalnya berdasar catatan panitia, jumlah pengunjung terendah ada sejumlah 7.096, sedang angka kunjungan tertinggi adalah sejumlah 44.954. Sehingga panitia mencatat, rata-rata kunjungan per hari ada sejumlah 18.689 pengunjung.
“Jujur, ini memang di luar perkiraan dan ekspektasi kami. Nilai tersebut juga telah melewati jumlah kunjunga FKY tahun sebelumnya,” tutur Setyo Herwanto sebagaimana terkutip dari tribunnews.com
Lebih dari itu, Festival Kesenian Yogyakarta tahun 2014 ini juga memberi manfaat tersendiri bagi para pelaku seni, pedagang industri kreatif, hingga tukang parkir, yang semuanya berhasil meraup keuntungan. Ini artinya tagline dodolan rame-rame cukup bisa diandalkan. [uth]
Sumber Rujukan;
[1] Festival Kesenian Yogyakarta 26 Resmi Ditutup www.infofky.com Diakses pada 11 September 2014
[2] Juki Tak Mau Jogja Berhenti Nyaman jogja.tribunnews.com Diakses pada 11 September 2014
[3] Gambar “Penutupan FKY” jogja.tribunnews.com Diakses pada 11 September 2014
[…] kelompok belajar Paket A Terintegrasi Pendidikan Mata Pencaharian. Dalam program ini Pak Harto berhasil menerapkan pendidikan dasar yang di dalamnya juga memberlakukan peningkatan pengetahuan tentang […]
[…] membuktikan sebagai salah satu bagian dari istimewanya Jogja, karena tak sedikit penggemar jazz dan juga pecinta atmosphere Jogja bakal kembali lagi ke kota […]
[…] menghargai waktu, sehingga hal inipun dipakai pula oleh Bung Karno sebagai bahan tulisan “istimewa-nya” pada tahun 1940 dengan tajuk Islam Sontoloyo. […]
[…] era delapanpuluhan plembir dikenal oleh sebagian masyarakat utamanya yang berdomisili di wilayah Jogjakarta ataupun Surakarta, karena setiap warga yang memiliki kendaraan berujud sepeda onthel (sepeda kayuh) […]
[…] lain yang bisa dijumpai pada buah istimewa bernama carica ternyata sangat banyak, selain yang telah disebutkan di atas ada pula kandungan […]
[…] ulangtahun pada 2014 mungkin menjadi peristiwa yang berbeda dan istimewa, pasalnya jelang hari jadinya, mantan Menrsitek yang juga presiden RI ke-3, BJ Habibie, juga sempat […]
[…] secara cepat, tantangan lainnya karena sirkuit Losail mengadakan ajang MotoGp dengan waktu yang berbeda dan istimewa, yaitu pada malam […]
[…] Motorland Aragon merupakan tempat balap yang ultra-modern, dan memiliki akar istimewa berkat sejarah yang hebat, diantaranya telah menjadi tuan rumah balapan sejak tahun 1963. […]
[…] liar di sawah, akan tetapi beberapa orang telah menganggapnya sebagai jenis tanaman yang mengandung khasiat istimewa. Utamanya bagi daya tahan dan kekuatan tubuh bagi yang sudah […]
[…] kota pelajar serta kota budaya, Yogyakarta juga tak asing dengan kegiatan ilmiah, akademisi, dan juga seni. Dari sisi fashion, kota dengan […]
[…] di Taman Baca Mahanani ada acara pertunjukan pentas seni budaya mulai dari pembacaan puisi, tari tradisional, pertunjukan teater sampai pemutaran film. Semua […]
[…] kromium dan magnesium yang terdapa dalam kopi memberikan manfaat istimewa, yaitu untuk membantu menekan resiko diabetes, hanya saja hal yang tetap wajib diperhatikan di sini […]
[…] Dari dorongan tersebut timbullah kepentingan-kepentingan, yang menyebabkan terjadinya pola-pola kegiatan kebudayaan. Karena itu, keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan social yang […]
[…] berisi 5 cerita dan 5 sutradara yang diangkat dari beberapa cerita pendek pada novel Rectoverso karya istimewa dari Dewi Dee Lestari. Film yang disutradarai oleh Marcella Zalianty, Happy Salma, Rachel Maryam, […]
[…] bisa luput dari dunia bagian manapun, termasuk di dalamnya adalah Yogyakarta, yang menjadi salah sentra kebudayaan Nusantara. Dan guna mengambil manfaat positif dari perkembangan modernisasi tersebut, maka pemerintah Daerah […]
[…] Bu Djito selanjutnya memberdayakan jenis kuliner kipo hingga tahun 1991 yaitu ketika ia meninggal, kemudian usahanya tetap dilanjutkan oleh anak-anaknya dengan lokasi berada di Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta. […]
[…] Kesultanan Pajang, yang juga kakek dari Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram Islam Yogyakarta. Ki Ageng Selo yang bernama asli Bagus Sogom dan juga merupakan keturunan langsung Brawijaya […]
[…] “four printing sides”dan tehnik pendekatan sinematografi atas tata cahaya menjadi pembeda istimewanya. Bahkan sebagian penggemar juga memuji karya ini sebab gambar Hergé yang disebut “ligne […]
[…] surat-surat berharga penting disimpan sebab akan memberikan manfaat sangat istimewa bagi kita tatkala sedang terkena masalah “kehilangan.” Pasalnya, hal ini akan bisa […]
[…] pelepasan hormon bahagia endorfin dan oksitosin yang pada akhirnya mampu mengakibatkan tubuh terasa nyaman dan tenang, serta jauh dari perasaan […]
[…] tahun 1996 Pemerintah Kabupaten Madiun pernah melaksanakan Festival Dongkrek di tingkat kabupaten dengan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2002 Dongkrek diikutkan pada […]
[…] dan mengeksplorasi Goa Seplawan, akan kita temukan banyak hal istimewa. Aliran air bening dan bersih sampai wujud telaga yang acapkali dinamakan sebagai Sendang wening […]
[…] Grounding ataupun membumikan merupakan tindakan perlindungan dan juga pencegahan sangat baik terhadap bahaya listrik, yaitu memberikan lintasan aman bagi alirannya. Dikatakan sangat baik karena tanah merupakan konduktor istimewa. […]
[…] dalam bentuk batangan yang bahannya adalah jelly berkadar sari daun talok. Ini memberikan keistimewaan tersendiri karena anti-oksidan bukan saja bisa didapatkan dari daun talok, akan tetapi juga berasal […]
[…] Dikatakan sebagai bagian dari aksesoris, karena tak sedikit yang menggunakan rambut sebagai bagian dari make up dalam sebuah penampilan. Entah itu penampilan resmi ataupun penampilan sebagai bagian sebagai sebuah seni pertunjukan. […]
[…] Banua menjadi khas dan istimewa karena batu jenis ini sangat susah dijumpai di luar wilayah Berau. Oleh karenanya ia menjadi […]