Daftar Isi
Kotagede adalah bagian tenggara dari kota Yogyakarta yang dikenal pula dengan nama ‘kota perak.’ Julukan kota perak itu bisa dipahami karena di sanalah letak industri kerajinan perak sebagai warisan budaya masa lampau itu berada.
Kotagede memiliki sejarah masa lampau sebagai kotaraja, ibukota Keraton Mataram Islam. Oleh karenanya sejarah dari peradaban masa kejayaan Mataram Islam itu tak bisa dipisahkan dari keberadaan Kotagede. Selain warisan kerajinan perak, ada satu lagi jenis makanan yang menjadi warisan kuliner yang digemari masa lalu itu. Ialah ‘kipo’ namanya.
Pasar Legi Kotagede
Pada beberapa kios dan juga beberapa lapak sekitar pasar daerah Kotagede terdapat banyak pedagang jajanan yang memajang berbagaimacam panganannya, sementara pembeli juga terlihat antre memilah dan memilih kebutuhan yang diperlukan.
Pasar tradisional yang menjadi salah satu cirikhas tempat bertransaksi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari itu bernama Pasar Legi Kotagede. Dijuluki pasar Legi karena dahulunya pasar ini memiliki jadwal pada hari pasaran Legi, yaitu hari pasaran dalam penanggalan Jawa selain Pon, Wage, Kliwon, dan Pahing. Dan di pasar Legi itulah, salah satu tempat yang bisa kita jadikan sasaran guna mencari jajanan bernama “kipo.”
Kue Kipo Kotagede
Ketika ada kerajinan perak, terdapat pasar legi, tersedia situs dan artefaknya, kenyataannya kepo menjadi bagian penting dalam warisan kuliner peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Jenis makanan apakah kipo itu?
-
Apa itu kipo?
Kipo adalah nama salah satu warisan kuliner terkenal dari daerah Kotagede yang memiliki runutan cerita sejarah dan etimologi bahwa pada masa lalu orang sering menanyakan mengenai jenis makanan langka namun rasanya sangat enak ini. Kalimat tanya yang acap keluar dari masyarakat masa lalu itu adalah kalimat berbahasa Jawa; “Iki apa?” yang memiliki definisi “Ini apa?
Dari kalimat tanya “iki apa,” kemudian berkembang menjadi akronim kipo. Memang dalam penulisan seharusnya nama kipo itu dituliskan dengan “kipa” bukan kipo.Sebuah makanan jajanan yang memiliki bentuk agak pipih dan memanjang, dan berwarna hijau, sementara ukurannya sebesar ibu jari.
-
Panganan langka
Kipo ini dulu sempat menjadi panganan langka, namun sejak tahun 1986 kipo dipopulerkan kembali oleh Paijem Djito Suhardjo, yaitu seorang warga Kotagede yang saat itu mengikuti sebuah lomba makanan dengan bahan pokok berupa tepung ketan. Dan dari masakan yang resepnya diwarisi dari orangtuanya yang bernama Mangun Irono, pada perlombaan memasak itu Bu Djito mendapatkan perhatian dari khalayak.
Bu Djito selanjutnya memberdayakan jenis kuliner kipo hingga tahun 1991 yaitu ketika ia meninggal, kemudian usahanya tetap dilanjutkan oleh anak-anaknya dengan lokasi berada di Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta.
-
Proses pembuatan kue kipo
Ukuran kipo yang tak terlalu besar ternyata justru mlah membuat banyak orang semakin ketagihan karena memiliki rasa yang lezat. Kelezatan rasa ini tak bisa lepas dari bahan alami yang digunakan dalam pembuatan kipo, diantaranya adalah perpaduan antara kelapa parut dengan gula merah, dan dilapisi oleh kulit yang diolah dari tepung ketan.
Adonan tepung ketan dibentuk sebagai kulit luarnya, sedangkan di dalam kulit ketan terdapat isi yang dinamakan enten-enten, enten-enten ini terbuat dari kelapa muda parut dicampur dengan gula Jawa. Perpaduan ini diadoni dengan santan dan sedikit garam, kemudian dipanggang hingga menghasilkan rasa yang manis-manis gurih. Oleh karenanya selain memang dari aroma bahan bakunya, kesedapan rasa kipo ini juga bergantung dari proses pemanggangan yang dilakukan di atas loyang ataupun cobek.
Kipo yang belum dipanggang biasanya diletakkan pada selembar daun pisang, dimana pada setiap satu lembar daun pisang biasanya diisi dengan susunan berjajar memanjang sebanyak 5 hingga 8 butir. Susunan kipo mentah di atas daun itulah yang selanjutnya dipanggang di atas loyang berdurasi 2 hingga 3 menit.
-
Rasa dan aroma khas kipo yang alami
Aroma kipo dari perasan daun suji, kelapa, gula, dan daun pisang benar-benar menjadi aroma khas yang alami. Rasa legit dan gurih yang berasal dari balutan adonan apabila dikunyah terasa kenyal, hal ini tentu saja memberikan efek sensasional dari jenis kuliner bernama kipo.
Kipo menjadi makanan unik yang direkomendasikan bagi Anda yang gemar dengan wisata kuliner Nusantara, karena harganya juga sangat terjangkau, yaitu Rp 1.500,- untuk satu kemasan yang berisi 5 kipo. Hanya saja ada yang butuh diperhatikan, utamanya bagi Anda yang hendak menjadikannya sebagai oleh-oleh, disarankan agar segera dinikmati, pasalnya kipo termasuk jenis makanan alami tanpa bahan pengawet, sehingga tidak dapat bertahan lama, paling lama hanya 24 jam saja. [uth]
Sumber Rujukan;
[1] Kipo Kotagede www.gudeg.net Diakses pada 23 September 2014
[2] Gambar Kipo Kotagede ramadan.tempo.co Diakses pada 23 September 2014
[…] juga sebagai Ki Ageng Ngabdurahman, yaitu seorang tokoh spiritual sekaligus leluhur raja-raja Kesultanan Mataram Islam. Beliau merupakan guru Sultan Adiwijaya, pendiri Kesultanan Pajang, yang juga kakek dari Panembahan […]
[…] orang-orangan sawah yang berfungsi untuk mengusir burung, masyarakat petani di Jawa, utamanya di daerah Yogyakarta mengenal pula satu tanda yang diletakkan ataupun ditancapkan pada salah satu bagian persawahan, […]
[…] pemilihan langsung. Anggapan ini kenyataannya bisa langsung dipatahkan oleh para warga Dayu Sleman Yogyakarta, bahwa akan menjadi siap melaksanakan pemilihan langsung kalau prakteknya tetap dilaksanakan sambil […]
[…] pemilihan langsung. Anggapan ini kenyataannya bisa langsung dipatahkan oleh para warga Dayu Sleman Yogyakarta, bahwa akan menjadi siap melaksanakan pemilihan langsung kalau prakteknya tetap dilaksanakan sambil […]
[…] meminum teh, utamanya yang disajikan dalam poci, merupakan gaya bangsawan Jawa, yaitu pada zaman kerajaan Mataram. Sedangkan gula batu dibubuhkan seiring perkembangan zaman, dimana banyak yang lebih bisa menikmati […]
[…] karena remaja 19 tahun ini masih merupakan mahasiswa semester 3 di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta yang belajar pada jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa. Sebagai mahasiswa yang baru […]
[…] dari cerita, versi lain memaparkan bahwa kesenian jathilan ini menggambarkan kisah prajurit Mataram yang sedang mengadakan latihan perang (gladhen) dibawah pimpinan Sultan Hamengku Buwono I, demi […]
[…] makanan khas dan favorit berbahan daging berupa steak, baik tenderloin ataupun sirloin, maka kuliner nusantara ini tetep memiliki varian khas yang menjad andalan dan tak kalah diminati oleh orang-orang barat. Ialah […]
[…] Sebagai asupan makanan yang berkadar lemak rendah namun kaya akan vitamin, kecambah menjadi makanan istimewa bagi tubuh. Kadar folat dan protein yang terdapat di dalamnya mampu memperkecil risiko terkena penyakit kardiovaskular dan merendahkkan LDL pada darah. […]
[…] Kuliner khas kedaerahan tersebut ada yang telah dikenal banyak orang secara nasional, bahkan mendunia, namun kenyataannya tak sedikit pula yang hanya bisa dikenal di daerah setempat. Meskipun kurang dikenal, ternyata hal semacam ini tak serta-merta menjadi nilai negatif, sebaliknya, justru menjadi nilai tambah bagi sebagian orang. Salah satunya adalah agar orang tertarik datang langsung untuk berwisata, menikmati alam sekaligus menikmati kuliner khasnya. […]
[…] karangan bunga. Hal ini dikaitkan dengan keberadaan sepanjang jalan itu yang pada masa kejayaan kerajaan Mataram Islam acap digunakan sebagai jalur utama guna melaksanakan upacara perayaan adat dan juga prosesi […]
[…] Tepatnya di delta Kali Oya di Dusun Sokoliman, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, Bambang menemukan dua buah tulang sendi paha (depan) binatang berkaki empat, dan juga gigi geraham. Selanjutnya Bambang melaporkannya kepada pihak terkait, yang kemudian ditindaklanjuti oleh para petugas di Balai Arkeologi Yogyakarta. […]
[…] Kraton Yogyakarta. Ada di dua tempat ini, karena keduanya adalah sebagai wilayah yang dahulunya di bawah Mataram, sedangkan Sekaten merupakan budaya Mataram. […]
[…] pasukan Mataram dalam menghadapi pasukan Batavia itu bahkan juga dipaparkan dalam buku “Puncak Kekuasaan Mataram” yang ditulis oleh Hermanus Johannes, ia menyatakan bahwa Politik Ekspansi Sultan Agung […]
[…] sebagaimana masa kejayaan kerajaan di bumi nusantara, utamanya di tanah Jawa, pada masa pemerintahan China masih menerapkan sistem […]
[…] Majapahit hancur, kemudian raden Babah menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di bumi nusantara, dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar Khalifahturrasul Amirulmukminin […]
kalau teksturnya kenyal begitu, mirip ongol2 nggak ya rasanya? atau malah lebih manis?
[…] [Baca juga: ‘Kipo’ Adalah Jenis Kuliner Jajanan Khas Kotagede Yogyakarta Warisan Kerajaan Mataram Islam] […]