Siapa kini yang tidak kenal istilah Drakula? Drakula adalah sosok yang banyak menginspirasi perkembangan cerita fiksi tentang manusia yan haus darah. Kisah yang pertama kali dituliskan oleh Bram Stoker ini menjadi inspirasi sepanjang masa untuk menggambarkan sosok manusia yang menjelma menjadi mahluk haus darah dan bertahan hidup dengan meminum darah manusia hidup lainnya. Novel Dracula yang ditulisa pada tahun 1897 ini menghasilkan turunan karya fiksi lain yang cukup beragam. Meski demikian tak banyak yang mengenal asal usul nama drakula yang pun sudah menjadi kosakata sehari-hari [1].
Kisah Drakula yang dtulis oleh Stoker ini terinspirasi oleh tokoh nyata dalam sejarah Eropa Abad pertengahan: Pangeran Vlad III. Vlad adalah pangeran dari Wallachia yang dikenal dengan sebutan Vlad the Impaler: Vlad si Penyula. Gelar tersebut diperoleh sang Pangeran akibat kekejamannya yang kerap membunuh musuh dan warga dengan menggunakan metode “menyula”, yaitu dengan menusukkan kayu dari ujung anus hingga tembus ke bagian tubuh lainnya.
Dilahirkan di Transylvania, seperti umumnya disbeutkan bawah Drakula berasal dari daerah ini, Vlad III merupakan putra dari Vlad II sang penguasa Wallachia. Gelar Dracul disandang oleh sang ayah. Gelar tersebut berarti naga yang bersumber dari salah satu ordo Kristen (Order of the Dragon) yang turut didukung oleh kekaisaran Romawi [2]. Vlad berkembang di bawah pengasuhan ayah dan ibunya di Wallachia.
Vlad menjadi raja pada tahun 1436 namun digulingkan pada tahun 1442 dengan salah satu kelompok pesaingnya yang memperoleh dukungan dari Hingaria. Terdesak di negeri sendiri, Vlad II mendapat jaminan keamanan dari kerajaan Turki Ustmani. Jaminan ini diberikan oleh Turki dengan syarat Vlad harus membayar upeti kepada Sultan secara berkala.
Vlad III diserahkan oleh ayahnya kepada kesultanan Turki untuk dididik. Ia akrab dengan pengetahuan tentang Islam, Turki dan ilmu logika. Meski memperoleh pendidikan yang cukup baik dari Kerajaan Turki, ia tidak senang berada di negeri tersebut. Hal ini disebabkan oleh kecemburuannya pada status adiknya yang lebih dekat kepada kesultanan Turki. Sementara Vlad III yang kasar pernah menjalani hukuman penjara, Radu cel Frumos –sang adik– justeru memiliki kedekatan yang cukup baik dengan kerajaan Turki. Vlad dengan segala perangainya yang kasar bahkan pernah mendekam dalam penjara dan menjalani hukuman cambuk. Randu, adik Vlad III, akhirnya memeluk agama Islam.
Ketidakpuasan Vlad atas situasi serta ketidaksetujuannya dengan ayahnya selaku penguasa Wallachia memengaruhi keputusan dan tindakan Vlad III. Vlad III membenci adiknya yang memeluk Islam, ayahnya yang dianggap sebagai pengkhianat Ordo. Ia pun sangat tidak menyukai pasukan elite Turki Ustmani dan kerajaan besar tersebut akibat pernah menjalani hukuman penjara.
Vlad III Inspirasi Kisah Drakula
Tokoh drakula menjelaskan konsep manusia dengan kekejaman dan sifat darah dingin dalam menghadapi lawannya. Stoker tidak menceritakan kisah nyata ketika menciptakan tokoh drakula dalam novelnya. Meski demikian, sejarah keberadaan dan tindak tanduk Vlad III dengan segala kekejamannya menginspirasi kisah Drakula.
Vlad III dikenal dengan sebutan sang penyula dengan kegemarannya membantai orang dengan metode yang cukup kejam: menyula. Pembantaian dengan cara menyula dilakukan dengan kayu sebesar lengan yang dilancipkan. Kayu tersebut ditusukkan dari bagian belakang korban dalam kondisi tertelungkup hingga menembus mulut korban.
Raymond McNally dalam karya “in Search of Dracula” menyebutkan bahwa karya Stoker dan tokoh drakula dalam karya tersebut terinspirasi oleh kekejaman Vlad III. Meski sangat berbeda dengan konsep Stoker yang menggambarkan drakula sebagai mahluk yang senang meminum darah, konsep kekejaman Vlad menjadi unsur utama penokohan Drakula. Vlad III yang mengidap penyakit porfiria yang menyebabkannya tidak dapat bersinggungan langsung sengan sinar matahari menambah kekuatan penokohan sosok Drakula [3]. Kekejaman Vlad III tercatat dan dipandang oleh beberapa negara. Turki sebagai musuh utama Vlad III sangat membenci Raja Wallachia ini, akibat kekejamannya yang membunuh hampir 30.000 pasukan turki dengan cara penyulaan. Negara-negara Eropa memandang Vlad sebagai Tirani berdarah dingin yang juga banyak membunuh para pedagang dari Jerman dan Eropa lainnya. Sama dengan cara pembunuhan pasukan dan pedagang Turki, ia selalu menyula korban pembantaiannya.
———-
Sumber Tulisan:
[1] Bram Stoker, Wikipedia Berbahasa Indonesia. Diakses pada 7 Oktober 2014.
[2] Vlad Tepes, Wikipedia Indonesia. Diakses pada 7 Oktober 2014.
[…] Kisah Drakula yang dtulis oleh Stoker ini terinspirasi oleh tokoh nyata dalam sejarah Eropa Abad pertengahan: Pangeran Vlad III. Vlad adalah pangeran dari Wallachia yang dikenal dengan sebutan Vlad the Impaler: Vlad si Penyula. Gelar tersebut diperoleh sang Pangeran akibat kekejamannya yang kerap membunuh musuh dan warga dengan menggunakan metode "menyula", yaitu dengan menusukkan kayu dari ujung anus hingga tembus ke bagian tubuh lainnya. […]
[…] pemaparan Bock sebagai buah perjalanannya ini maka beberapa waktu pasca buku itu diterbitkan ada beberaoa komentar yang muncul, di antaranya yaitu dari Alfred Russel Wallace […]