Daftar Isi
Bagi Anda yang acap menikmati acara talkshow di salah satu televisi nasional Indonesia yang dipandu oleh Andi F Noya, pria kribo yang belakangan berubah gaya menjadi botak, tentu akan mengetahui tokoh-tokoh dengan keunikan dan prestasinya masing-masing. Sala satunya adalah sosok anak muda yang sangat berprestasi namun juga tetap menjaga idealisme-nya ini. Ialah Leilani Hermiasih yang sering dipanggil Lani atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Frau.
Lantas siapa sosok Frau itu? Kenapa mengenakan nama panggung?
Sosok Leilani Hermiasih
Lani Frau Leilani Hermiasih adalah perempuan kelahiran Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1990, anak kedua dari tiga bersaudara keturunan pasangan Suhirdjan dan Joan Miyo Suyenaga yang memiliki profesi sebagai penyanyi, pianis, dan juga penulis lagu. Kemampuannya yang melebihi kebanyakan orang itu bahkan telah ditunjukkan semenjak Lani masih mengenyam bangku sekolah menengah.
Selepas menamatkan pendidikan SMA, tahun 2008 Lani melanjutkan di S1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta, dan berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2012. Setahun kemudian, yaitu tahun 2013 remaja ini berhasil mendapatkan beasiswa magister Antropologi Sosial (Ethnomusicology) di Queen’s University Belfast, Kerajaan Inggris. Pada bidang akademis internasionalnya tersebut ia memulai kontribusi dengan proyek penelitian ‘Mapping Belfast Musically’ yang dimotori para mahasiswa Queen’s University Belfast dan pada bulan Februari 2014 juga ditunjukkan pada konferensi International Council of Traditional Music yang bertempat di Centre of Irish Studies, NUI Galway.
Karir Musik
Lani adalah musisi, pianis andal, dan sekaligus penyanyi serta pencipta lagu yang sangat ekspresif ketika pentas di atas panggung. Selain mengenakan nama Frau, Lani juga menjuluki piano kesayangannya dengan nama Oskar.
Semenjak masih menempuh pendidikan SMA, kepiawaian Lani telah ditunjukkan, slaah satunya adalah dengan adanya sejumlah 18 lagu yang berhasil diciptakannya. Lagu-lagu tersebut menurut Lani sejatinya menceritakan kehidupan sehari-hari, namun karena sangat berjiwai maka nuansa puitis menjadikannya tak terasa sebagai cerita keseharian.
Oskar adalah piano digital Roland RD700SX buatan tahun 1990-an yang pada akhirnya setia menemani Lani-Frau dalam bermusik. Belajar memainkan piano dilakukan Lani sudah sejak kelas 1 SD yang pada akhirnya berhenti kursus ketika mulai menempuh pendidikan SMP. Selain piano, ternyata Lani juga pernah belajar memainkan gitar bas.
Musik dan Menyanyi Sebagai Hobi
Meskipun telah mendapatkan banyak penghargaan karena tak diragukan lagi kepiawaiannya dalam bermusik serta dalam menyanyi, Frau mengaku musik dan dunia tarik suara baginya tetap masih dijadikan sebagai hobby. Walau sebatas hobi, namun Frau tetap menjaga kualitasnya dalam bermusik, dan juga telalu berusaha menghayati dalam menyanyi, pasalnya dengan begitu ia mampu menghibur diri serta menyenangkan hatinya. Dari sini tentu saja Lani-Frau bisa lebih merasa enjoy karena tak ada tekanan, misalnya mengejar keuntungan. Alasan tak mau terlena di industri musik dan hiburan karena Frau tetap lebih memilih mengutamakan studinya. Sedari awal, selepas menamatkan S-1, Frau memiliki tekad untuk melanjutkan pendidikan sampai di jenjang S-2.
Rekaman Lagu
Pertamakali rekaman dilakukan oleh Frau di dalam kamar pribadinya bermodalkan alat sederhana berupa laptop. Sebagaimana benda-benda miliknya yang lain, komputer jinjingnya itu juga diberikan sebuah nama kesayangan, yaitu Amelie. Selanjutnya hasil rekaman dari laptop Amelie tersebut dunggah di situs MySpace, hingga tak disangka lagu-lagunya memperoleh respon yang sangat meriah dari publik. Dari respon publik tersebut kemudian dengan senang hati Lani membagikan karya-karyanya secara gratis. Proses mixing dilakukan lagi oleh Lani, sehingga sebanyak enam lagu pilihan berhasil dirilis dalam album berjuluk “Starlit Carousel” pada tanggal 1 Maret 2010. Album itupun kembali digratiskan oleh Lani, yaitu dengan cara free download di sebuah situs internet. Sebulan berikutnya versi CD yang berada di bawah label Cakrawala Records juga dipublikasikan. Dalam versi CD terdapat hidden-track serta video musik bertajuk “Intensity, Intimately”. Dari sinilah kepopuleran Frau ini merebak, sehingga bisa tercium pihak Andi F Noya, yang kemudian mengundang dan mewancarainya dalam acara Kick Andi Show. Tak pelak popularitas semakin didapatkan.
Selepas absen selama satu tahun, pada tanggal 27 Juni 2013, Frau kembali merilis single lagu dengan judul “Tarian Sari” sebagai salah satu bagian dari album “Happy Coda”. Selanjutnya album “Happy Coda” tersebut resmi dirilis pada tanggal 19 Agustus 2013 oleh Yes No Wave Music, yaitu satu netlabel yang bertempat di Jogjakarta.
Bio Lani Frau Leilani Hermiasih
Nama: Leilani Hermiasih
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1990
Orang tua: Suhirdjan dan Joan Miyo Suyenaga
Saudara: Rio Hermantara (kakak), Mayumi Hersasanti (adik)
Hobi: bermain musik, menggambar
-
Pendidikan
- SMA Stella Duce I, Yogyakarta (2005-2008)
- Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM, Yogyakarta (2008-2013)
- Magister Antropologi Sosial (Ethnomusicology) di Queen’s University Belfast, UK (2013-2014)
-
Judul Lagu & Karya Musik
Something More, Water, Empat Satu, Tarian Sari, Mr. Wolf, Arah, Suspens, Whispers, Glow, I am a Sir, Mesin Penenun Hujan, Rat and Cat, Salahku Sahabatku, Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa
-
Penghargaan
- Roland’s Best Creative Commons Music Moments dari Phlow Magazine (2010)
- Lima Konser Istimewa di Daerah Istimewa dari Jakartabeat.net (2010)
- Lima Album Terbaik Indonesia dari Jakartabeat.net (2010)
- Lima Belas Album Terbaik Satu Dekade 2000-2010 dari Jakartabeat.net (2010)
- Top 5 Digital Releases in 2010 oleh Jochen dari Aaahh-Records.net (2010)
- Tokoh Seni 2010 dari Majalah Tempo (2010)
- 20 Album Terbaik 2010 dari Majalah Rolling Stone (2010)
-
Pengalaman Penelitian
- Jaringan Kekerabatan dan Kepentingan Ekonomi Petani (Dusun Dranan, Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan)
- Di Bawah Bayang-bayang Kota (Dusun Silenggak, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan)
- Transformasi Sosial-Budaya di Kalimantan Barat: Dari Ladang ke Perkebunan Kelapa Sawit Kuala Buayan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat
Penampilan Lani yang memiliki cara menyanyikan lagu sangat berjiwa sangat ditunggu-tunggu khalayak, , utamanya di Jogja. Dan kabar menggembirakan itupun akhirnya datang, karena sekembalinya ke Indonesia, Leilani tampil lagi sebagai Frau pertamakali adalah pada tanggal 8 November 2014, yaitu pada pembukaan pameran etnografi Memoar Tanah Runcuk. Kala itu Frau di atas panggung tampil membuka acara pameran bersama 2 musisi Yogyakarta lain, pertama adalah grup musik Jalan Pulang dan yang kedua adalah Gardika Gigih.
Selanjutnya masih pada bula yang sama, Frau juga tampil di gelaran Jazz tahunan di Jogja, yaitu tanggal 22 Novemeber 2014 dalam acara “Ngayogjazz” di desa wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. [uth]
Sumber Rujukan;
[1] Frau id.wikipedia.org Diakses pada 21 November 2014
[2] Frau Berdialog dengan Musik tempo.co Diakses pada 21 November 2014
[3] Gambar ilustrasi krjogja.com Diakses pada 21 November 2014
[…] tanah Jawa, khususnya sebagian Jawa Tengah dan Yogyakarta, ada sebuah kebiasaan yang dilakukan orangtua terdahulu dalam menghadapi satu kejadian gempa bumi. […]
[…] Sebagaimana benda-benda milik Frau lainnya, komputer jinjingnya juga diberikan sebuah nama kesayangan, yaitu Amelie […]
[…] para personilnya cekatan melantunkan sebuah musik yang terdengar akustik dengan aura keroncong dan beraroma jazz. Ini jelas tidak sederhana, sehingga bisa membuat nyaman […]
[…] sejatinya Syaharani adalah orang yang tak jauh berbeda. Meski telah dikenal khalayak sebagai artis dan penyanyi, Syaharani tetap tiada beda dengan kebanyakan dari kita, tetap santai dan tak berjarak. Bahkan […]