Daftar Isi
Manusia disebut sebagai makhluk paling sempurna dibanding insan Tuhan lain, baik binatang, tumbuhan, pun makhluk lainnya, tentu bukan tanpa alasan. Secara kasat mata, daya pikir manusia menjadi salah satu kelebihan yang masuk dalam alasan tersebut. Karena dengan daya pikir, terciptalah “budi dan daya” sebagai simpul “budaya” yang meliputi rasa, cipta, dan karsa.
Daya kreatifitas manusia tak bisa diragukan lagi, apalagi dalam masa modernisasi yang penuh dengan persaingan global ini. Akan tetapi kenyataannya kreasi dan inovasi sebagai hasil dari daya kreativitas tersebut telah tumbuh sejak manusia ini diciptakan. Kekreatifan manusia itu bisa disimak dari jejak-jejak sang Adam –yang dipercaya sebagai manusia pertama sewaktu diturunkan ke bumi.
Kreatifitas Manusia Purba
Selain (Nabi) Adam, kreatifnya manusia juga dibuktikan oleh manusia purba lain. Hal itu sebagaimana ditemukan oleh Josephine CA Jordens dan rekan-rekannya, yang mengadakan penelitian pada Fakultas Arkeologi, Universitas Leiden, Belanda. Josephine CA Jordens mengkonfirmasikan bahwa dari cangkang yang berasal dari situs Trinil, Ngawi, Jawa Timur, ada penemuan berujud torehan tertua di dunia, yang diperkirakan berasal dari masa 500.000 tahun silam.
-
Penelitian sumber daya laut
Catatan sejarah menuliskan bahwa tahun 1896 seorang paleontolog bernama Eugene Dubois menemukan cangkang kerang dan juga menemukan kerangka Homo erectus di situs Trinil – Jawa Timur – Indonesia. Selanjutnya penemuan Dubois itu dibawa ke sebuah Museum Leiden – Belanda pada tahun 1930.
Sebagai kelanjutan bahan penelitian, Josephine CA Jordens juga meneliti cangkang kerang tersebut dengan tujuan awal hendak mengadakan penelitian mengenai spesies manusia purba Homo Erectus dalam hal pemanfaatan sumber daya laut. Mereka menganalisa wujud cangkang kerang pada air tawar berspesies Pseudodon vondembuschianus trinilensis , yang kemudian menemukan perforasi pada permukaannya, yaitu lubang-lubang kecil berukuran beberapa milimeter.
Dari lubang-lubang itu, diindikasikan bahwa dahulu ada orang yang berusaha membuka cangkang menggunaka benda tajam semisal gigi hiu.
-
Lebih lanjut
Pengambilan gambar potret cangkang dilakukan, dan kemudian diamati detail per detail, termasuk menggunakan kaca pembesar dan mikroskop. Hasilnya diketahui bahwa pada permukaan cangkang terdapat banyak torehan zig-zag, yang nampaknya memang sengaja dibuat. Pasalnya masing-masing garis zig-zag tersebut memiliki panjang 1 cm secara kontinu dan tidak putus-putus, artinya hal ini memberikan petunjuk bahwa sang penggores masa lalu tetap memperhatikan detail.
Dengan menggunakan argon dan luminescence, tim ahli juga melakukan penanggalan pada sedimen cangkang. Bahwa berdasar detail goresan-gambar berpola zig-zag dan terstruktur itu, mereka meyakini telah dilakukan sejak 500.000 tahun lampau. Yaitu oleh Homo erectus, sama sekali bukan Homo sapiens.
Ini merupakan usia yang lebih tua lima kalinya dari gambar geometris dunia yang sebelumnya yang sebelumnya ditengarai sebagai gambar tertua. Yaitu gambar yang terdapat di goa wilayah Afrika Selatan, yang memiliki usia antara 70.000 sampai dengan 100.000 tahun. Masa-masanya manusia modern (Homo Sapiens).
Cara Pandang Peradaban
Adakalanya kita terlalu mengelu-elukan perkembangan jaman dengan kemajuan modernisasinya. Tak pelak, segala hal yang penuh kecanggihan hanya kita kaji dari kekinian. Seolah-olah manusia masa kinilah yang memiliki peradaban canggih, sementara peradaban masa lalu acap ditinggalkan karena lebih memberikan anggapan sebagai peradaban kuno dan tertinggal.
Sungguh ironis. Bagaimana tidak, ketika kita menelisik lebih jauh, termasuk diantaranya adalah penemuan atas cangkang kerang di Jawa Timur ini, seharusnya kita bisa menyadari bahwa perilaku manusia modern sejatinya tidak muncul secara tiba-tiba seiring berkembangnya spesies, akan tetapi perilaku tersebut justru telah mengakar pada nenek moyang yang tak lain berujud manusia purba.
Seni Manusia Purba
Manusia purba atau ada yang menyebutnya sebagai Homo Erectus dan juga Homoawal menjadi sebab yang tak bisa dipisahkan dari perkembangan kemajuan yang telah ada, bahkan hingga kini. Termasuk di dalamnya adalah pada karya seni.
Dan terlepas dari tujuan pasti yang belum bisa kita ketahui, dari goresan yang terdapat pada cangkang kerang ini bisa disimpulkan bahwa sejak dahulu sebenarnya telah muncul satu ide dan cara untuk mengekspresikan diri. Artinya, ada kemampuan dari manusia purba ini untuk berpikir secara abstrak, serupa dengan manusia modern.
Butuh Kesadaran
Tatkala Dubois menemukan dan lalu mengoleksi hingga dikirimnya ke Leiden besar kemunkinan ia tak menyadari adanya sebuah torehan pada wujud permukaan cangkang tersebut. Sehingga baru sekitar tujuh tahun lalu diketahui adanya torehan baru tersebut, yaitu pada eranya Jordens dan juga Streven Munro, antropolog dari Museum Nasional Australia. Secara tidak langsung ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa ada banyak hal yang butuh kita teliti dan renungkan dalam membandingkan masa lampau dan kekinian. Masa yang dianggap jaman kuno dengan era modern dan penuh dengan perkembangan tekhnologi ini. [uth]
Sumber Rujukan:
[1] Terkuak, Gambar Kuno Tertua di Dunia Berasal dari Tanah Jawa sains.kompas.com Diakses pada 4 Desember 2014
[2] Gambar ilustrasi pixabay.com Diakses pada 4 Desember 2014
[…] Dari penemuan Gambar Kuno di cangkang kerang asal Trinil Jawa Timur, ada yang butuh direnungkan bahwa masa lampau tak selalu identik dengan kuno dan tertinggal […]
[…] – jurnal) saja. Melainkan berujud tulisan, konten satu website bisa juga berupa video, gambar, dan juga audio suara. Sementara dari macam-macam konten itu pengelola website dan juga weblog […]
[…] terbatas gambar bisa diunggah di situs bernama flickr, yang kemudian gambar unggahan itu juga bisa kita pilih dan […]
[…] Otak menjadi lebih tenang dan stabi bagi mereka yang rela mendonorkan darahnya. Hal ini dimungkinkan karena para pendonor akan merasa bahagia sebab ada kebanggaan tersendiri dari kemampuannya menolong orang lain. Dari terbebasnya beban pikiranini bukan tidak mungkin usia hidup pun akan bertambah, sedangkan tampang bahagia juga akan membuat wajah tak gampang menua. […]
[…] Jika gambar ibu berpenampilan pakaian kebaya lengkap dengan kain singjang dan rambutnya juga disanggul. Maka sosok ayah digambarkan berpakaian sederhana; mengenakan kemeja, memakai celana panjang, dan juga kopiah di kepalanya. Ini adalah gambaran keseharian pakaian yang dikenakan para warga Indonesia kala itu, khususnya di Pulau Jawa. […]