Daftar Isi
Peristiwa kecelakaan yang melanda pesawat Air Asia cukup menggemparkan berita di dunia internasional, utamanya dunia penerbangan. Dari musibah penerbangan yang terjadi di langit atas selat Karimata tersebut ada lebih dari 160 jiwa yang terdiri dari 155 penumpang dan selebihnya adalah awak pesawat.
Berita itu makin gempar terlebih akibat tersibaknya jadwal penerbangan yang carut-marut, sementara pihak Dirjen Perhubungan Udara justru malah main lempar tanggung jawab, salah satunya adalah memutasi dan memberhentikan beberapa petugas penerbangan yang tak lain ada di bawah kendalinya.
Terlepas ada hiruk-pikuk yang terjadi di dunia penerbangan, dari musibah yang terjadi di kawasan perairan tersebut, baik di laut pun samudera, ternyata ada satu kesatuan yang tak begitu terlihat namun justru memiliki fungsi dan peranan yang tiada tara. Ialah dislamair, singkatan dari Dinas Penyelamatan Bawah Air.
Tim Penyelamat
Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel tentang BASARNAS ini, negara akan dikategorikan aman dan nyaman apabila tak dinyatakan sebagai kawasan “Black Area.” Karenanya diwajibkan menyediakan tim penyelamatan SAR (Search And Rescue).
Mengacu pada penyelamatan pencarian AirAsia QZ8501, ada tim evakuasi yang bertugas dengan cara menyelam. Mereka yang menjadi ujung tombak pada mpenjelajahan dalam laut guna mengevakuasi korban dan puing pesawat adalah penyelam gabungan dari Basarnas, Kopaska, Denjaka, Yontaifib, dan Dislambair.
Apa dan Siapa Dislambair?
Dislambair memang tak begitu terkenal sibanding tim andalan lain baik di korps TNI AL, ataupun TNI AD dan TNI AU. Namun korps penyelam DISLAMBAIR ini ditengarai merupakan organisasi tertua yang keberadaannya langsung dikehendaki presiden pertama RI, Soekarno.
DISLAMBAIR yang memiliki kepanjangan “Dinas Penyelamatan Bawah Air” adalah satuan pelaksana dibawah Komando Armada RI di TNI AL dengan tugas pokok menyelenggarakan pembinaan kekuatan dan kemampuan unit penyelam.
-
Fungsi dan Tugas DISLAMBAIR
Sebagaimana unit penyelamatan yang ada di Struktur Armada Negara lain, baik di Asia maupun di Eropa, unit penyelam yang tergabung sebagai Dislambair memiliki 3 fungsi dan tugas;
- Ship Diver
Yang pertama adalah sebagai ‘Ship Diver,’ yaitu bertugas melaksanakan perawatan anatomi kapal di bawah air dan melakukan perbaikan serta pertolongan darurat di bawah air bagiterhadap unsur – unsur suatu Armada. - Salvage Diver
Fungsi dan tugas dari Dislambair yang kedua adalah sebagai “Salvage Diver.” Yaitu sebagai unit penyelam yang berfungsi dalam pelaksanaan operasi penyelaman dengan kedalaman lebih dari 40 meter, serta operasi pelaksanaan rekayasa enginering pada pertolongan kecelakaan material tempur dilaut. - Demolition Diver
Fungsi ketiga dari Dislambair adalah guna mencari, mengidentifikasi dan juga mengamankan senjata bawah air serta membebaskan rintangan buatan yang menjadi gangguan lalu lintas kapal di permukaan perairan dan pantai pendaratan. -
Tugas Kemanusiaan
Namun, terlepas dari tugas utama sebagai penyelam tempur, Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) ini juga memiliki fungsi lain yang sangat penting, utamanya pada tugas-tugas kemanusiaan.
Dharma bhakti dari Dislambair pada tugas-tugas kemanusiaan ini sudah tak diragukan lagi. Pasalnya telah banyak tugas kemanusiaan yang mereka emban. Selain pada penyelamatan dan Pencarian AirAsia QZ8501 seputar Laut Jawa dan juga selat Karimata, misi kemanusiaan lain yang mereka wujudkan adalah dalam rangka penyelamatan korban atas ambruknya jembatan Kutai Karta Negara (Kukar), di Tenggarong – Kalimantan Timur pada tahun 2012.
Setahun kemudian, 12 anggota Tim Dislambair juga sukses mengangkat dan memindahkan pesawat Boeing 737-800NG di Pantai Segara, Denpasar. Pesawat milik Maskapai Lion Air tersebut mengalami kecelakaan dan terbelah menjadi dua saat hendak mendarat di Bandara Ngurah Rai – Bali.
Tentang Penyelam TNI AL
Sejatinya tidak setiap anggota prajurit TNI AL memiliki kemampuan menyelam di dalam laut, baik itu dari Taifib, Kopaska, ataupun Denjaka. Oleh karenanya, penyelam dalam TNI AL merupakan salah satu pasukan khusus. Karena penyelam TNI AL adalah Prajurit yang telah mendapatkan pendidikan brevet Juru selam, yang selanjutnya memiliki dinas pada Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).
Penyelam merupakan salah satu pasukan khusus yang dimiliki TNI AL karena tidak semua prajurit TNI AL memiliki kemampuan yang dimiliki oleh penyelam, baik itu Taifib, Kopaska bahkan Denjaka.
Sejarah Dislambair
Awal dibentuknya Penyelam TNI AL adalah tahun 1952, yaitu dengan nama DPP sebagai singkatan dari “Dinas Penyelamatan dan Pengangkatan.” Posisi DPP ini ada di jajaran Skuadron Dinas Ranjau (Skwadron 10). Kemudian pada 1961, DPP berganti nama menjadi KPBA, yang memiliki kepanjangan “Komando Penyelamatan Bawah Bawah Air” dengan posisi ada dibawah Komando Daerah Maritim IV (Kodam 4). Lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Juli 1966, KPBA berubah nama kembali menjadi Komando Utama Penyelamatan Bawah Air yang disingkat KOPEBAL. Dengan salah satu tugasnya adalah sebagai pembina Pasukan Katak (paska).
Pada akhirnya, tanggal 1 Agustus 1998, yaitu seiring dimulainya “era reformasi” di republik ini, Kopebal berubah nama menjadi Dislambair. [uth]
Sumber Rujukan:
[1] Pengabdian DISLAMBAIR KOARMATIM Untuk Kemanusiaan tnial.mil.id Diakses pada 8 Januari 2015
[2] Unit Penyelam TNI AL penyelamtnial.wordpress.com Diakses pada 8 Januari 2015
[3] Gambar Ilustrasi tnial.mil.id Diakses pada 8 Januari 2015
[…] Dharma bhakti tim Dislambair pada kemanusiaan adalah Pencarian AirAsia QZ8501 di selat Karimata, juga pesawat Boeing 737-800NG di Pantai Segara, Denpasar, Bali […]
[…] Dharma bhakti tim Dislambair pada kemanusiaan adalah Pencarian AirAsia QZ8501 di selat Karimata, juga pesawat Boeing 737-800NG di Pantai Segara, Denpasar, Bali […]
[…] Tentara Armenia dan Karabakh ini membombardir wilayah kota dan juga meledakaan sarana pun parsarana yang tersedia. Tujuannya demi mencegah musuh tak kembali dan tentu saja dmei membuat kota juga tak memiliki fungsi lagi. […]
[…] menjadi sayart wajib yang harus diterapkan kepada para pegawainya. Ambil saja contohnya adalah di instansi kemiliteran, seorang tentara dengan pakaian dinas hariannya (PDH) dituntut untuk selalu menjaga kebersihan, […]
[…] memilii histori sebagai perompak, namun suku laut masa lampau juga memiliki tugas untuk menjaga selat-selat dari penjarahan para bajak laut, dan juga memandu kapal-kapal yang hendak datang dan bersandar di pelabuhan-pelabuhan wilayah […]
[…] [Baca juga: Inilah Dislambair, Penyelam Tempur TNI AL Yang Tetap Handal Dalam Survival & Misi Kemanusiaan] […]
[…] [Baca juga: Inilah Dislambair, Penyelam Tempur TNI AL Yang Tetap Handal Dalam Misi Kemanusiaan] […]
[…] untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial tersebut, yaitu dengan menggunakan katup penyelamat. Katup penyelamat dapat diartikan sebagai jalan keluar meredakan permusuhan, atau dapat kita sebut […]
[…] siapa Carl Alfred Bock itu, dan membawa misi apa ia ke pedalaman Kalimantan […]
[…] [Baca juga: Inilah Dislambair, Penyelam Tempur TNI AL Yang Tetap Handal Dalam Misi Kemanusiaan] […]
[…] [Baca juga: Inilah Dislambair, Penyelam Tempur TNI AL Yang Tetap Handal Dalam Misi Kemanusiaan] […]
Ayah ku MARTO WALEAN NRP 8294 P
ADALAH SALAH SEORANG YANG PERNAH MENJADI INSTRUKTUR PADA TEAM INI
BREVET KELAS I KOPEBAL – KPBA
Dan beliau pernah sekolah secara khusus di Polandia pada th 1961-1962
saya bangga menjadi bagian dari keluarga ALRI – TNI AL KOPEBAL – KPBA – DISLAMBAIR
JALESVIVA JAYAMAHE JIKA ADA BAGIAN KELUARGA KOPEBAL YANG BERDINAS ANTARA 1952 SD 1976
SALAM HORMAT SELALU