Gumbregan: Tradisi Syukuran Masyarakat Gunungkidul Atas Rezeki Binatang Piaraan

6
7076
Gumbregan: Tradisi Syukuran Atas Pemberian Rezeki Dari Binatang Piaraan Yang Menciptakan Kebersamaan

Masyarakat memiliki berbagai cara guna mengungkapan rasa syukur dan tanda etrimakasih kepada Tuhan. Ada yang melakukannya sendirian ataupun bersama keluarga di rumah, ada pula yang membuat acara di luar rumah bersama teman-teman ataupun tetangga.

Jika saat ini ada aktivitas makan-makan bersama teman, rekanan, pun tetangga di sebuah restoran ataupun rumah makan, sejatinya sudah sejak lama masyarakat kita juga memiliki tradisi mengungkapkan rasa syukur itu. Sebagai contoh adalah dengan mengundang tetangga untuk mengadakan syukuran, bisa berbentuk kenduri (gendhuren), bancaan, tumpengan, dan masih banyak lagi.

Syukuran Rejeki Ternak

Yang menjadi rangkaian utama dalam syukuran adalah diungkapkannya doa bersama baik dalam rangka meminta ataupun berterimakasih atas rejeki ternak yang dipelihara. Rasa syukur ini dirasa penting dan dijadikan tradisi karena keberadaan ternak baik yang berujud unggas, kerbau, sapi, kambing, dan lain sebagainya, sangat membantu taraf hidup.

  • Kotoran Sebagai Pupuk

Bagi para petani, memiliki binatang piaraan bukan saja akan mendapatkan keuntungan pada saat dijual. Lain dari itu kotoran yang ditumbulan darinya juga memiliki manfaat lebih, yaitu sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah demi mendapatkan hasil bagus pada tanaman-tanamannya.

  • Mengolah Sawah

Petani padi sudah sejak lama memiliki tradisi membajak sawah dengan bantuan binatang peliharaan, baik kerbau ataupun sapi. Binatang-binatang inilah yang memberi manfaat ganda bagi kehidupan manusia dan bahkan juga lingkungan. Pasalnya binatang piaraan tetap ramah terhadap lingkungan dan jauh dari risiklo pengrusakan.

  • Jasa Angkutan

Sebelum dunia dicemari oleh bahan bakar minyak sebagai hasil buang dari kendaraan, binatang ternak menjadi satu tenaga handal yang digunakan sebagai alat transportasi. Ada kereta (kuda), ada dokar, ada pedati, dan lain sebagainya.

Melihat banyaknya manfaat binatang peliharaan, ada masyarakat yang hingga kini masih tetap melakukan acara syukuran atas rezaki dari binatang tersebut, yaitu sebagian masyarakat Gunung Kidul – Yogyakarta, dengan melaksanakan tradisi ‘Gumbregan.’

Apa itu Gumbregan?

Gumbregan merupakan tradisi ‘syukuran’ atas rejeki binatang peliharaan yang tetap dilakukan oleh sebagian masyarakat Gunung Kidul. Pelaksanaannya adalah pada Wuku Gumbreg. Wuku Gumbreg ini dalah satu tahunnya ada dua kali.

Wuku adalah nama sistem penanggalan Jawa –dan juga Bali, yang menunjukkan periode selama tujuh hari. Setiap periode dalam wuku ini seluruhnya berjumlah 30 wuku, di mana dalam setiap periode memiliki nama sendiri-sendiri, salah satunya adalah Gumbreg.

  • Sedekah Bumi

Khasnya tradisi Jawa adalah adanya sedekah bumi. Begitu pula dalam syukuran Gumbregan ini, ada berbagai macam hasil bumi, di antaranya adalah jenis umbi-umbian; singkong, ubi, mbili, tales (kimpul). Selain itu ada pula uba rampe among-among berujud jadah, ketupat, dan tak lupa adalah tumpeng.

Sedekah bumi tersebut selain sebagai bentuk syukur adalah juga merupakan simbol ungkapan terimakasih masyarakat kepada Tuhan yang memercayai bahwa melalui Nabi Sulaiman binatang-binatang itu mampu dijadikan media mendapatkan rezeki.

  • Kebersihan dan Kebersamaan

Tradisi Gumbregan tak berhenti di situ saja. Selain menunjukkan simbol memberi makan dan minum kepada binatang piaraan, ada pula kegiatan membersihkan kandang dan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan agar binatang peliharaan itu tetap terjaga kesehatannya dan merasa nyaman dengan tempat tinggalnya.

Manfaat lain yang diperoleh dari ‘nguri-uri’ tradisi Gumbregan ini, masyarakat secara tidak langsung memiliki media guna saling merekatkan kebersamaan antara satu dan lainnya. Ada kumpul bareng, terdapat kerjasama, dilakukan doa bersama, dan ada pula makan bersama. Bahkan dalam pengadaannya, antara satu dan lainnya juga saling sokong, baik berujud uang ataupun barang. [uth]

Sumber Rujukan:
[1] Gumbregan, Ucapan Syukur Peternak Gunungkidul. Surat Kabar Cetak Minggu Pagi -Minggu III Februari 2015. Diakses pada 21 Februari 2015
[2] Gambar ilustrasi pic.ikanmasteri.com Diakses pada 21 Februari 2015

Berbagi dan Diskusi

6 COMMENTS

  1. […] Hal sepele yang menjadi “kunci,” namun jarang dilakukan adalah membaca dengan cermat ‘peraturan’ yang telah ditentukan dan harus disepakati. Oleh karenanya, usahakan untuk mencari tahu, baik melihat-lihat ataupun bertanya langsung kepada sang empunya tempat tinggal ihwal peraturan yang ditentukan. Hal ini penting sebab menyangkut kenyamanan ke depannya selama tingggal. Salah satu peraturan ini bisa saja umum diterapkan, sebagai contoh adalah pemberlakuan jam malam. Akan tetapi bagaimana jadinya jika kita tak mengetahui peraturan dan klausul tersembunyi yang itu merupakan hal yang tak kita suka, misalnya harus membayar uang lebih tatkala menggunakan barang-barang elektronik, ataupun memelihara binatang piaraan. [Baca juga: Gumbregan: Tradisi Syukuran Masyarakat Gunungkidul Atas Rezeki Binatang Piaraan] […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here