Apakah Arti Free The Word adalah Kebebasan dalam Menerapan Bahasa?

0
8161
Apakah Arti Free The Word adalah Kebebasan dalam Menerapan Bahasa
Apakah Arti Free The Word adalah Kebebasan dalam Menerapan Bahasa?

FREE The Word bagi sebagian dari Anda bisa jadi merupakan istilah yang acap dijumpai ketika berselancar di dunia maya, khususnya di ranah sosial media. Namun tahukah Anda apa sejatinya arti free the word dan dari mana asal-muasalnya?

Festival Tahunan

Free The Word awalnya adalah sebuah festival tahunan yang digagas di London – Inggris, yaitu sejak tahun 2008.

  • Ajang Ekspresi Karya

Festival ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada penulis dan penikmat sastra di seluruh penjuru dunia untuk berekspresi melalui karya sastra serta karya seni lainnya. [Baca juga: Eksperimentasi Pertunjukan Sastra: Seribu Kunang-kunang dan Anjing-anjing]

  • Kebebasan Penerapan Kata

Secara tekstual istilah free the word ini merujuk pada kata “kemerdekaan” (alih-alih menyebut kata “kesewenang-sewenangan”) yang dimiliki oleh para penyair dalam mengaplikasikan bahasa ke dalam karya sastranya.

Namun dewasa ini, seiring dengan maraknya manusia menggunakan fasilitas di dunia maya, khususnya sosial media, tak sedikit orang menerapkan istilah free the word ini dalam menuliskan kalimat pun kata-kata sesuai kehendaknya. [Baca juga: ASL PLS, Frase Instan Chat yang Tergerus Media Sosial]

Apakah Sekadar Alibi?

Ada banyak contoh bisa diamati pada sosial media ketika hendak memeriksa apa yang dikatakan sebagai ‘free the word’ ini. Di antaranya adalah satu kalimat yang berbunyi; ‘ya bgs dunk jk mmg dilihat. Agp sj itu hiburan!”

Mencermati satu contoh di atas, maka secara kasat mata kita akan langsung bisa menilainya bahwa kalimat di atas jelas struktur dan kaidah bahasanya tak bisa dengan serta-merta dibenarkan. Terlepas pembaca bisa menangkap maksud dan artinya.       Pertanyaan yang akan muncul selanjutnya tentu adalah; “Apakah kita dengan serta-merta bisa langsung mengatakan bahwa itu adalah bagian dari penerapan free the word, ataukah hanya sekadar alibi saja?”

Anda yang pernah belajar tentang bahasa, atau Anda yang paham mengenai tata bahasa tentu akan lebih mengerti jawabannya. Termasuk dalam menilai kebebasan setiap individu dalam hal penerapan bahasa. [uth]

Sumber Rujukan:
[1] Kolom Wisata Bahasa, Koran Pikiran Rakyat Cetak, 26 Juli 2015. Diakses pada 28 Juli 2015
[2] Gambar ilustrasi pixabay.com, Diakses pada 28 Juli 2015

Berbagi dan Diskusi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here