Daftar Isi
EMBER meruapakan wadah yang bisa dan biasa kita lihat di wilayah sekitar kita, baik di rumah tingal, fasilitas publik, ataupun area kantor. Kalio ini ada kata yang hampir sama dengan embe, yaitu ‘amber’ yang merupakan sebuah nama guna menjuluki salah satu batu mulia, sejenis batu akik. Menyimak namanya, memang ia bukanlah satu nama populer dalam dunia batu mulia. Namun kenyataannya di balik ketidakterkenalan itu justru beberapa kolektor berkelas tetap memburunya.
[Baca juga: Apa itu Batu Akik Sarang Tawon?]
10 Besar Batu Langka
Dengan latar belakang tak begitu dikenal, maka ia cenderung merupakan batu langka dan agak susah ditemukan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa batu amber atau dikenal pula dengan nama ambar masuk dalam 10 besar jenis batu langka dan juga paling diburu.
Dan sepuluh batu mulia yang jenisnya langka dan banyak diburu kolektor itu, selain batu amber antara lain adalah merah delima, intan, zamrud, giok, mani gajah, kecubung, safir, onix hitam, dan kalimaya jarong.
[Baca juga: Lapis Banua: Batu Khas Borneo yang Digali Khusus oleh Masyarakat Suku Berau]
Fosilisasi Getah Pohon Pinus yang Unik
Terbentuknya batu ambar ini biasanya adalah dari fosilisasi resin ataupun getah pohon pinus succinifera purba yang mengalami metamorfosa dalam suhu tinggi. Proses fosilisasi ini bisa ditelusuri sampai periode Tertiary, artinya bahwa batu tersebut terbentuknya sudah sejak kurang-lebih 50 juta tahun lampau.
Dari fosilisasi getah pinus tersebut terdapat keunikan akibat terjadinya berbagai inklusi serangga tumbuhan yang juga menjadi fosil di dalamnya. Ini terjadi sehubungan getah pinus itu konturnya adalah lembut namun juga lengket, sehingga serangga yang telah masuk justru akan terperangkap dan mati di dalamnya. Nah, bermacam-macam serangga dan material lain yang terperangkap oleh lengketnya getah pohon pinus inilah yang banyak memengaruhi keindahan serta keunikan batu ambar.
Berbeda Dibanding Lainnya
-
Non Mineral & Non Kristal
Batu ambar juga acap dijumpai di wilayah Selandia Baru, yang dikenal dengan nama Resinite, yaitu yang berasal dari area pertambangan batu bara. Namun di kalangan kolektor batu mulia, batu yang terjadinya dari proses karbon ini lebih dikenal dengan julukan Ambrite.
Melihat paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa batu ambar adalah batu mulia organik yang sejatinya bukan merupakan batu berasal dari kandungan mineral sebagaimana mutiara ataupun pearl, coral dan ivory dari gading dan juga mani gajah. Begitupun konturnya yang bukan kristal tentu tak seperti pada umumnya.
[Baca juga: Batu Bacan: Keunikan, Kandungan Mineral dan Fakta Ilmiah Lainnya]
-
Ringan
Mengenai timbangan dari batu ambar juga menambah keunikannya, karena memang berbeda jika dibandingkan batu lain. Bahkan tingkat kepadatan yang rendah memungkinkan batu ini bisa mengapung pada air asin. Dengan alasan ini, maka akan sulit orang membuat imitasinya.
-
Warna Beragam
Karena proses terbentuknya lebih pada pengaruh lingkungan, maka tentu saja warna dari batu amber ini juga beragam. Tapi sebagian besar adalah berwarna kuning bening madu, oranye, atau mendekati warna coklat.Ada pula yang berwarna merah dan dikenal dengan nama Cherry Amber. Sedangkan mengenai sifat dari batu ini adalah translucent, yaitu bisa tembus cahaya namun tidak transparan.
-
Seperti Oksidian & Inklusi Lain
Masih berkaitan dengan proses terbentuknya, yaitu fosilisasi, maka sebagian besar dari batu ambar ini pun memiliki gelembung udara layaknya oksidian dan bermacam inklusi lain. Jejak Pyrite menambah menarik batu ini, yaitu ada warna kebiruan.
[Baca juga: Apa Batu Mulia Giok Sojol itu?]
Rentan dan Sensitif Rusak
Batu dengan kadar lunak ini tak pelak juga sangat rentan terhadap kerusakan. Dengan tingkat kekerasan hanya 2,5 Mohs, maka ia juga sensitif dengan banyak hal. Di antaranya adalah terhadap serangan panas, asam, bahan bensin, dan juga pengaruh alkohol. Terhadap panas saja, batu amber ini ada pula yang bisa terbakar dan mengeluarkan asap laksana kemenyan ataupun dupa. [uth]
Sumber Rujukan:
[1] Akik Ambar, Tak Populer Tapi Diburu; Koran Cetak Minggu Pagi –Minggu I Oktober 2015, diakses pada 2 Oktober 2015
[2] gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 2 Oktober 2015