Daftar Isi
LEWIS ALFRED COSER adalah sosiolog kelahiran Jerman, 27 November 1913, yang kemudian pindah dan menetap di Amerika Serikat. Dia lahir dari pasangan Martin (seorang bankir) dan Margarete (Fehlow) Coser. Sejak muda memiliki jiwa pemberontak, bergabung dengan pergerakan sosialis. Setelah PD 2, dia mengajar di Universitas Chicago dan Universitas Brandeis. 1975 ia terpilih menjadi Presiden ASA (American Scoiological Assocation). Karya Coser yang fenomenal adalah The Function of Social Conflict.
[Baca juga: Pengantar Sosiologi Komunikasi]
Karya Lewis Alfred Coser
Selain The Function of Social Conflict, karya-karya Lewis Alfred Coser di antaranya adalah; Greedy Institutions (Institusi Tamak), Men of Ideas (1965), Continues in the Study of Social Conflict (1967), Master of Sociological Thought (1971). Coser meninggal 8 Juli 2003, di Cambridge, Massachusetts dalam usia 89 tahun.
Buku The Functions of Social Conflict, tidak lepas dari kritiknya atas sosiologi Amerika waktu itu yang mulai melupakan pembicaraan konflik. Dalam pandangan Coser konflik tidak serta-merta merusakkan, disfungsional, patologis. Konflik bisa memberikan konsekuensi-konsekuensi positif, menguntungkan sistem. Coser menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial positif untuk membentuk serta mempertahankan struktur.
Teori Fungsionalisme Konflik
Coser mengungkapkan komitmennya menyatukan pendekatan teori fungsional struktural dan teori konflik. Teori konflik yang dikemukakan oleh Lewis Coser sering kali disebut teori fungsionalisme konflik karena ia menekankan fungsi konflik bagi sistem sosial masyarakat.
Berbagai konsep Coser tentang konflik sosial, antara lain yaitu: Fungsi konflik sosial, Katup penyelamat (savety valve), Konflik realistis dan non realistis, Isu Fungsional konflik, Kondisi yang mempengaruhi konflik kelompok dalam dengan kelompok luar.
Fungsi Konflik Sosial
Meski konflik merupakan suatu pertentangan, namun konflik juga dapat sebagai proses bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaaan struktur sosial. Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok, konflik antar kelompok dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial di sekelilingnya.
Katup penyelamat (savety valve). Kelompok-kelompok yang bertikai karena suatu sebab, pasti akan saling berusaha untuk meluapkan rasa permusuhannya pada kelompok bersangkutan. Untuk mencegah hal tersebut, Coser kemudian menjelaskan suatu mekanisme yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial tersebut, yaitu dengan menggunakan katup penyelamat. Katup penyelamat dapat diartikan sebagai jalan keluar meredakan permusuhan, atau dapat kita sebut dengan mediator. Dengan adanya katup penyelamat tersebut, kelompok-kelompok bertikai dapat mengungkapkan penyebab dari munculnya konflik tersebut.
Dua Macam Konflik
Dalam membahas berbagai situasi konflik, Coser membedakan konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik realistis dan konflik non realistis.
-
Konflik Realistis
Konflik realistis memiliki beberapa ciri antara lain: Konflik muncul dari frustasi atas tuntutan khusus dalam hubungan, mencari keuntungan, keinginan untuk mandapatkan sesuatu: power, status yang langka, sumber daya, dan nilai-nilai. Konflik akan berhenti jika aktor dapat menemukan pengganti yang sejajar dan mendapatkan hasil akhir memuaskan. Contoh dari konflik ini yaitu para karyawan yang mengadakan pemogokan kerja melawan manajemen perusahaan sebagai aksi menuntut kenaikan gaji.
-
Konflik Non Realistis
Konflik non realistis, contohnya: dalam masyarakat buta huruf, pembalasan dendam lewat ilmu gaib sering merupakan bentuk konflik non realisitis, dengan pengkambinghitaman yang sering terjadi dalam masyarakat yang telah maju.
Isu Fungsionalitas Konflik
Coser menyatakan bahwa yang penting dalam menentukan apakah suatu konflik fungsional atau tidak ialah tipe isu yang merupakan subyek konflik itu.
Kondisi yang mempengaruhi konflik dengan kelompok luar dan struktur kelompok. Coser menjelaskan bahwa konflik dengan kelompok luar akan membantu pemantapan batas-batas struktural. Sebaliknya konflik dengan kelompok luar juga dapat mempertinggi integrasi di dalam kelompok. ***
Sumber Rujukan:
[1] George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta, Prenada Media, 2004
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press, 1992
[3] Gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 19 Oktober 2015