Teori Jaringan Sosial

0
20653
Inilah Teori Jaringan Sosial
Inilah Teori Jaringan Sosial

JARINGAN SOSIAL memiliki konsep menunjukan suatu hubungan sosial yang diikat oleh adanya kepercayaan dan kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma yang ada. Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, dan saling membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu.

Teori jaringan sosial menilai bahwa setiap aktor (individual atau kelompok) memiliki akses berbeda terhadap sumber daya (kekayaan, kekuasaan, informasi).

[Baca juga: Tips Membangun Komunikasi Efektif untuk Jaringan Kerja]

Dasar Kapital Sosial

Teori jaringan termasuk bagian dasarnya kapital sosial, terdiri dari tiga dimensi utama yakni kepercayaan (trust), norma, dan jaringan (network). Berdasar sifatnya, kapital sosial dapat bersifat mengikat (bonding), menyambung (bridging), dan bisa pula bersifat mengait (linking).

Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ikatan yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Hubungan sosial bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik) dengan orang-orang lain dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang, jasa, dan informasi. Hubungan sosial antara dua orang mencerminkan adanya pengharapan peran dari masing-masing lawan interaksinya.

Jaringan sosial menjadi penting di dalam masyarakat karena di dunia ini bisa dikatakan tidak ada manusia yang tidak menjadi bagian dari jaringan-jaringan hubungan sosial. Walaupun begitu manusia tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuan-tujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya.

Hubungan Jaringan Sosial dengan Ekonomi

Granovetter menjelaskan hubungan pengaruh antara jaringan sosial dengan manfaat ekonomi. Dalam hal ini Granovetter menyebutkan keterlambatan tindakan non ekonomi berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Menurut Granovetter terdapat empat prinsip utama adanya hubungan pengaruh antara jaringan sosial dengan manfaat ekonomi, yakni :

[Baca juga: Pengantar Sosiologi Keluarga]

  1. Norma dan kepadatan jaringan (network density).
  2. Lemah atau kuatnya ikatan yakni manfaat ekonomi. Pada tataran empiris, informasi baru cenderung didapat dari kenalan baru dibandingkan dengan teman lama.
  3. Peran lubang struktur (structur holes) yang berada di luar ikatan lemah ataupun ikatan kuat yang ternyata berkontribusi untuk menjembatani relasi individu dengan pihak luar.
  4. Yang keempat adalah interpretasi terhadap tindakan ekonomi dan non ekonomi, yaitu adanya kegiatan-kegiatan non ekonomis yang dilakukan dalam kehidupan sosial individu yang ternyata mempengaruhi tindakan ekonominya.

3 Jenis Jaringan Sosial

Beberapa pakar antropologi maupun sosiologi dari beberapa literatur mengatakan, jaringan sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu :

  • Pertama, Jaringan interest (kepentingan), terbentuk dari hubungan-hubungan sosial yang bermuatan kepentingan.
  • Kedua, Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan bermuatan power. Power disini merupakan kemampuan seseorang atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atau unit sosial lainnya melalui pengendalian.
  • Ketiga, Jaringan sentiment (emosi), jaringan ini terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi, misalnya; percintaan, pertemanan atau hubungan kerabat, dan sejenisnya. Struktur sosial yang terbentuk dari hubungan-hubungan emosi pada umumnya lebih mantap atau permanen.

Ketiga tipe jaringan sosial ini dalam kehidupan nyata sering kali berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkutan karena logika situasional atau struktur sosial dari masing-masing tipe jaringan berbeda atau belum sesuai satu sama lain. Oleh karena itu, seringkali terlihat kontradiksi antara tindakan-tindakan dengan sikap yang pelaku wujudkan.

Dalam perkembanganya teori jaringan mendapat kritikan berkaitan dengan landasan-landasan esensialnya, baik masalah humanisme dan nonhumanisme. Dikatakan bahwa kajian-kajiannya sering bersifat terpusat, manajerialis, dan militeris, hanya mengupas tentang pihak yang berkuasa, terkadang terlalu fungsionalis dan maskulinis. ***

Sumber Rujukan;
[1] George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta, Prenada Media, 2004
[2] R.M.Z Lawang, Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi, Jakarta, FISIP UI Press, 2005
[3] Ruddy Agusyanto, Jaringan Sosial Dalam Organisasi, Jakarta, Raja Grafindo, 2007
[4] Gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 31 Oktober 2015

Berbagi dan Diskusi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here