Bagaimana Cara Menghadapi Deadline Pekerjaan?

0
2819
Bagaimana Cara Menghadapi Deadline Pekerjaan?

DEADLINE atau tenggat waktu menjadi ‘momok’ bagi sebagian dari kita. Baik itu yang bekerja di kantor secara office hour ataupun bagi mereka yang bekerja secara freelance. Dan ketika tenggat wkatu itu semakin mendekat, tak pelak banyak orang menjadi stres, merasa tertekan, hingga pada akhirnya performanya semakin memburuk. Selain kerja menjadi tak maksmilal, ketelitian pun menjadi menurun.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan dalam kondisi seperti itu?

Atur Waktu & Prioritas Pekerjaan

Time Line Untuk Menyiasati Deadline Pekerjaan
Timeline Menyiasati Deadline Pekerjaan

Hal yang bisa dilakukan dalam menyiasati deadline adalah dengan memilih jenis pekerjaan, mana yang harus didahulukan dan mana yang belum. Ini bisa dikerjakan dengan membuat skala prioritas. Sebagai contoh adalah mengerjakan job yang paling berat, sehingga di kemudian hari sudah sedikit enteng karena tinggal pekerjaan yang tak begitu memusingkan. Atau bisa pula memilih jenis pekerjaan yang memang sudah harus diprioritaskan, misalnya karena waktu yang paling dekat hendak dilaporkan.

Jika sudah menentukan prioritas pekerjaan, alangkah baiknya ketika secara tertulis kita membuat waktu secara terstruktur. Atur timeline, misalnya di bagan ms excel lalu dicetak dan ditempelkan di dinding dekat tempat bekerja.

Konsentrasi & Fokus

Pusatkan pikiran pada bidang pekerjaan ataupun tugas yang harus dihadapi. Silakan menyingkirkan hal-hal lain yang dirasa mengganggu pun tidak penting, demi mendapatkan konsentrasi penuh. Sebagai contoh adalah akses ke media sosial, chatting tak tahu waktu, percakapan di grup yang tak ada kaitannya dengan bidang pekerjaan, dan lain sebagainya.

Calmdown

Panik menjadi perusak dalam segala suasana ataupun segala pekerjaan. Sebagai contoh adalah pada saat terjadi bencana, baik banjir, tanah longsor, gempa, dan lain-lain. Ketika kita tak bisa mengendalikan rasa panik, maka besar kemungkinan yang didapatkan adalah ketidakberesan dalam bertindak. Begitu pula dalam melakukan kegiatan ataupun pekerjaan, ambil saja contohnya adalah pemain bola yang musti tenang agar gawangnya tidak kebobolan. Alih-alih membobolkan, namun ketika sudah panik, bukan tidak mungkin justru gawangnya sendiri yang akan kebobolan.

Serupa dengan menghadapi deadline, tak sedikit yang merasa gugup, panik, tak karuan, dan penampakan tidak tenang lainnya. Dalam kondisi ini, tolong mending jangan lakukan apa pun. Sebaiknya tarik napas dalam-dalam, lalu embuskan secara perlahan. Jangan lupa juga konsumsi air putih. Cara ini apabila dilakukan memiliki pengaruh yang cukup dahsyat, minimal bisa membantu menurunkan kegugupan, dan menjadi lebih tenang kondisinya.

Atau bisa pula mendengarkan musik. Jika hendak melampiaskan kekesalan, kegugupan, kejengkelan, dan hal semacamnya, bisa saja memilih musik keras lalu berjoget dan berjingkrak-jingkrak sambil teriak-teriak. Selain mampu memicu kerja cepat, setelah capek dan puas menikmatinya, bukan tidak mungkin akan mendapatkan hawa lain yang lebih calm.

[Baca juga: The Tielman Brothers, Band Legendaris Indonesia Yang Lebih Dikenal Di Mancanegara]

Atau bisa pula memilih jenis musik pelan, klasik, etnik, akustik, orkestra, keroncong, atau bahkan dangdut sekalipun. Ini diterapkan guna membuat suasana yang tadinya tak karuan menjadi lebih rileks, tercipta kegembiraan, dan otak juga menjadi terbawa pada alunan harmoni musik pelan itu sendiri untuk selanjutnya menghantarkan otak kita ke arah yang ‘fokus.’

Gercep

Apa itu gercep..?    Gercep termasuk akronim baru di awal tahun 2016 ini. Yaitu merupakan istilah singkatan dari “gerak cepat.”

Dalam dunia kerja –baik freelance ataupun office hour— munculnya deadline memang membuat semuanya dituntut bergerak serba cepat. Hanya saja jangan asal cepat, karena musti kembali lagi pada poin-poin sebelumnya, terutama mengenai ‘konsentrasi dan fokus’ serta “calmdown.”

Istirahat Sejenak

Bekerja dalam mengejar ‘tenggat waktu’ bukan berarti harus berkejaran hingga tak ingat waktu. Melainkan juga wajib beristirahat, pasalnya badan ini juga seperti mesin, butuh didinginkan. Hanya saja rentang wkatu istirahat ini silakan diatur sehemat mungkin. Artinya tak bisa memanjakan waktu istirahat sebagaimana saat-saat lainnya.

Selingan dengan menghibur diri sangat dibutuhkan. Misalnya ngobrol dengan teman, mendengarkan radio, becanda dengan buah hati, dan lain-lain. Namun kembali lagi, semua itu dilakukan berdasar waktu yang seefektif mungkin. Jangan boros waktu, karena pekerjaan menunggu untuk diselesaikan secara tepat dan cepat. [uth]

Sumber Rujukan:
[1] Tetap tenang hadapi deadline, Koran Cetak Kompas  hal 31, 31 Januari 2016
[2] Gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 2 Februari 2016

Berbagi dan Diskusi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here