Beberapa Sastrawan Indonesia yang Terkenal di Dunia

0
3892
Inilah Beberapa Sastrawan Indonesia yang Mendunia

PENULIS dan para kesohor di bidang sastra yang salah satunya adalah Seno Gumira Adjidarma alias Sukab acap menggaungkan semacam kalimat semboyan; “Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara.”

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa kenyataannya sastra itu tetap memiliki keuatan dan tempat tersendiri. Sastra itu tetap mempunyai fungsi dan jalur tersendiri. Namun ketersendirian sastra itu tak bisa pula lantas dipisahkan dari dunia lain, termasuk dunia jurnalisme.

[Baca juga: Seno Gumira Ajidarma: Menulis Itu Bebas]

Bicara Sastra, Sastra Berbicara!

Ya, bisa dikatakan benar pernyataan di atas. Sastra sama sekali tak bisa dipisahkan dengan dunia lain, karena dengan sastra itu pulalah sejarah ini tercatat. Bagaimana jadinya manusia masa kini bisa mengerti dan mengetahui orang-orang zaman sebelumnya ketika tiada dunia sastra di masa lampau. Sebagaimana apa jadinya ketika Prapanca tak ada dan mencatat setiap kronologi yang terjadi di Majapahit.

Dari segala bentuk perwujudan sastra, dan sastra yang mauju itulah, maka ketika kita berbicara sastra, tak pelak sastra pula yang membicarakan kita.

Penulis Besar Indonesia

Merujuk penulis dan kesusastraan, tak elok jika kita pun melupakan keberadaannya. Padahal ada banyak orang di Nusantara ini, dari masa ke masa, selalu berjuang melalui caranya sendiri, jalan sastra. Di bawah ini adalah beberapa nama yang bisa kita simak, ialah sastrawan Indonesia yang kiiprahnya mendunia sehingga mampu memberikan keharuman bagi bangsa.

  • Ahmad Thohari

Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah karya fenomenal milik Ahmad Thohari, seorang sastrawan yang lahir pada tanggal 13 Juni tahun 1948 yang juga pernah menempuh pendidikan tinggi di beberapa fakultas. Sebut saja di antaranya adalah Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman.

“Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk” selain pernah divisualkan ke dalam film berjudul “Sang Penari” pernah juga karya itu diterjemahkan dalam bahasa Jepang, bahasa Jerman, bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Sedangkan penghargaan yang ia raih di antaranya adalah penghargaan Sastra ASEAN, SEA Writer Award pada tahun 1995.

[Baca juga: Bakdi Sumanto: Sosok Sastrawan, Budayawan, dan Seniman yang “Mbalung Sumsum” pada Profesinya]

  • Pramoedya Ananta Toer

Nama Pram sudah banyak yang mengetahui, tentu lewat karya-karyanya yang meskipun ditulis pada masa silam namun toh tetap kekinian. Pram, ialah salah satu penulis di negeri ini yang pernah dipenjarakan dalam kurun waktu yang tak sebentar, namun justru di dalam bui ia tetap produktif.   Tetralogi Pulau Buru adalah satu karyanya yang luar biasa dan banyak dicari bukan saja oleh orang-orang Indonesia, namun juga manca, di mana karya itulah yang ia tulis di tengah keterasingan pada saat menjadi tahanan politik di Pulau Buru dalam kurun waktu 10 tahun.   Buku-buku yang dihasilkan dari buah pikir dan buah tangan Pram ada lebih dari 50 jumlahnya, dan itu juga diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.

Prestasi Pramoedya Ananta Toer sebagai sastrawan Indonesia yang membanggakan ini mengantarkannya untuk mendapatkan berbagai penghargaan internasional. Di antaranya adalah; Wertheim Award, Ramon Magsaysay Award, Fredom to Write Award dari PEN American Center, UNESCO Madanjeet Singh Prize, penghargaan dari The Fund for Free Expression, dan lain sebagainya.

  • NH Dini

NH Dini adalah sosok pegiat sastra yang memiliki nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin. Lahir pada 29 Februari 1936, ia merupakan novelis dan feminis Indonesia dengan raihan penghargaan SEA Write Award di bidang sastra.

Lebih dari 20 buku dengan tema tak jauh dari kaum hawa berhasil beliau tulis. Di antaranya adalah; Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Pertemuan Dua Hati (1986). Yang NH Dini tulis, selain tema tentang wanita adalah juga mengenai realita dan kepekaan terhadap lingkungan.

  • Suwarsih Djojopuspito

Di sebagian telinga awam, nama ini mungkin terdengar sangat asing, namun akan berbeda bagi Anda yang menggeluti ataupun akrab dengan bidang sastra Indonesia. Dilahirkan pada tanggal  21 April 1912, Suwarsih Djojopuspito  adalah salah seorang  penulis Indonesia yang hidup dan merasakan masa penjajahan.

Minimal sejumlah 9 buku telah ia selesaikan semasa hidup. Dan sebagaimana Pram, buku-buku itu bukan saja diterbitkan di Indonesia, melainkan juga diakui di negeri Belanda. “Manusia Bebas (atau dalam Bahasa Belanda; Buiten het Gareel) merupakan karyanya yang cukup populer.

  • Mochtar Lubis

Mochtar Lubis adalah sastrawan yang terlahir di Padang tanggal 7 Maret 1922. Karya yang pernah ia  hasilkan di antaranya adalah; Perempuan(1956), Harimau! Harimau! (1975), Kuli Kontrak(1982), dan masih banyak lagi buku-novel yang lainnya. Selain itu ia pun telah banyak menulis cerpen ataupun essai.   Mengenai penghargaan yang diperoleh, Mochtar Lubis pernah mendapatkan  Magsaysay Award dari Pemerintah Filipina dan Pena Emas dari World Federation of Editor & Publisher.

  • Taufik Ismail

Taufik Ismail adalah satu sastrawan Indonesia yang terlahir pada 25 Juni 1935 dengan karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, di antaranya adalah bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China.

Pada mulanya, Taufik Ismail menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UI yang selanjutnya berubah menjadi IPB. Namun ia juga sangat menyukai dunia sastra, bahkan kegemaran itu jugalah yang membuatnya menjadi salah satu tokoh pendiri DKJ.    Penghargaan yang pernah diraih Taufik Ismail  di antaranya adalah; South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand, Cultural Visit Award dari Australia, dan lain-lain.

Selain nama-nama di atas, sekarang pun tentu masih terdapat banyak nama pegiat sastra lain yang patut diperhitungkan jejaknya. Bukan tidak mungkin kiprahnya juga akan menyusul para seniornya itu, mendunia. [uth]

Rujukan:
[1] 6 Penulis Indonesia yang Mendunia; liputan6.com, diakses pada 28 Februari 2016
[2] Gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 28 Februari 2016

Berbagi dan Diskusi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here