BAMBU saat ini menjadi barang yang langka bukan saja di daerah perkotaan, karena di pedesaan pun tanaman bambu juga mulai mengalami kelangkaan. Ini terjadi tak lain adalah sifat pohon bambu yang tumbuhnya berkelompok dan kemudian membuat tanah pekarangan di sekitarnya kurang dijangkau sinar matahari dan bahkan cenderung gelap. Padahal bagi sang empunya kebun adakalanya berkehendak memelihara tanaman yang kebutuhan sinar mataharinya harus terpenuhi.
Haruskah Menebang?
Langkah penebangan pohon bambu ini bisa saja dikatakan sebagai langkah baik guna menyiasati produktivitas kebun dan pekarangan di sekitar tempat tinggal. Namun di sisi lain, kelangkaan pohon bambu juga menjadi hal yang merugikan. Bukan saja sebagai penahan tanah dari pengikisan dan longsor, akan tetapi selain sebagai penyembuh lahan kritis juga berpengaruh dalam hal sumber mata air. Sebagaimana banyak diketahui, tanaman bambu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberlimpahan sumber air, atau kata lainnya ia diunggulkan untuk menyelamatkan deforestasi.
Memang pemeliharaan tanaman bambu tak sesulit tanaman besar lain, pasalnya bambu bisa dikatakan merupakan tanaman yang bisa lebih cepat tumbuh dibanding pohon kayu. Tapi, dengan melihat beberapa faktor manfaatnya, tentu kehidupan di lingkungan kita ini sudah tak dapat lagi kalau harus menunggu kekurangan air, lantas setelah itu baru ditanami bambu.
[Baca juga: Bundengan; Alat Musik Etnik yang Aneh dan Ajaib dari Wonosobo – Jawa Tengah]
Penyelamat Lingkungan
Selain sebagai penghasil oksigen (O2) terbesar dibanding pohon lain, bambu juga memiliki daya serap karbon tinggi, artinya tanaman bambu juga sangat tepat diberdayakan sebagai solusi dalam hal mengatasi masalah polusi karbondioksida (CO2) di udara. Selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan kritis.
Indonesia merupakan negeri dengan varietas bambu terbanyak di dunia, yaitu sekitar 160 jenis. Tapi kenyataannya baru sebanyak 88 jenis yang benar-benar menjadi endemik dan dikembangkan kebermanfaatannya sebagai sumber daya lokal. Maka itu, sudah selayaknya langkah memberdayakan bambu ini dilaksanakan, salah satunya sebagai potensi terbarukan, karena keefektifannya dalam aspek lingkungan alam serta sosial ekonomi.
Manfaat Bambu
Jika hal di atas adalah kebermanfaatan bambu bagi lingkungan, maka masih ada pula potensi lain yang bisa dikembangkan, berikut di antaranya;
- Bahan bakar alternatif atau biofuel yang ramah lingkungan.
- Bahan bangunan dengan nilai seni tinggi.
- Bahan berbagai macam bentuk kerajinan yang bahkan bisa diambil dari akar pohon bambunya, bukan sebatas batangnya saja.
- Bahan beragam alat musik; angklung, seruling, rinding, bundengan dan masih banyak lagi.
[Baca juga: Rinding Gumbeng: alat Musik Etnik dari Bambu yang Kini Hampir Punah]
Berbagai macam dan jenis bambu bisa tumbuh dan berkembang di pelataran nusantara ini. Karenanya sudah waktunya kita sesering mungkin melihatnya sebagai bagian yang bisa dimanfaatkan dengan nilai tukar yang sangat tinggi, tentu dengan daya kreativitas tinggi pula.
Rujukan:
[1] Bambu Bisa Atasi Pemanasan Global; inilah.com, diakses pada 5 Januari 2017
[2] Gambar ilustrasi; pixabay.com, diakses pada 5 Januari 2017