Keberadaan cahaya menjadi salah satu faktor penting dalam fotografi. Cahaya menjadi variabel penentu hasil setiap jepretan foto yang dihasilkan oleh kamera apa pun, baik dijital maupun manual. Hal tersebut juga memengaruhi kualitas dan keseluruhan hasil dari fotografi menggunakan kamera dijital maupun kamera berbasis film. Sejak awal perkembangannya, fotografi sangat lekat dengan keberadaan cahaya. Lensa kamera, sebagai contoh, turut menjadi bagian yang secara spesifik mengatur besaran cahaya yang masuk ke dalam sensor.

Perbincangan tentang cahaya dalam fotografi akan lekat dengan beberapa hal, yaitu kecepatan pengambilan gambar (Shutter shoot speed), ISO dan pencahayaan tambahan lainnya. ISO dapat diartikan sebagai tingkat sensitivitas kamera terhadap cahaya. Semakin besar angka atau nilai ISO yang dimiliki atau digunakan dalam pemotretan, maka semakin besar pula jumlah cahaya yang diperoleh oleh sensor kamera. Istilah ISO yang berkembang pada fotografi dijital terlah ada dalam bahasa berbeda pada fotografi berbasis film, yaitu ASA. Hanya saja, pada fotografi berbasis film seseorang harus mengganti keseluruhan film untuk memperoleh ASA yang lebih tinggi.

Nilai ISO pada masing-masing kamera ditampilkan dengan besaran angka yang beragam, seperti 1/4, 50/1000, 1000/4000. Semua kamera dijital pun menyajikan fungsi ISO otomatis. Fungsi ini diberikan untuk memudahkan penggunaan kamera. Hanya saja, setiap pengguna terkadang memiiki kecenderungan sendiri untuk menentukan besaran ISO yang memengaruhi hasil jepretan. Sangat disarankan, dalam situasi tertentu, fotografer untuk menguji terlebih hasil jepretan yang terdiri dari kombinasi ISO dan kecepatan pengambilan gambar untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Penggunaan ISO secara umum memengaruhi kualitas gambar. Gambar yang baik pada prinsipnya dihasilkan oleh jepretan yang tidak menggunakan ISO terlampau tinggi. ISO yang tinggi menyebabkan timbulnya bintik-bintik pada gambar. Selain itu, penggunaan ISO yang tinggi jugamemengaruhi ketajaman warna yang diperoleh oleh kamera.

Bagaimana menentukan ISO terbaik saat pengambilan gambar?

Penggunaan ISO tinggi dilakukan pada situasi minim cahaya saaat pengambilan gambar. Pengggunaan ISO yang tinggi perlu dikombinasi dengan penyetelan kecepatan pengambilan gambar yang turut memengaruhi besaran cahaya yang masuk ke dalam sensor. Semakin cepat shutter speed, semakin kecil pula jumlah cahaya yang diterima oleh sensor. Pada situasi minim cahaya, fotografer dapat meningkatkan ISO saat pengambilan gambar. Hal ini akan membantu kamera untuk memasukkan cahaya secara maksimal ke dalam gambar sehingga objek dapat terekam.

Pada fotografi profesional, ISO besar termasuk salah satu yang dihindari. Hal ini disebabkan oleh faktor kualitas hasil yang semakin rendah dengan menggunakan ISO terlalu tinggi. Karena itu, fotografer perlu memahami konsep bukaan lensa dalam fotografi yang turut memengaruhi pencahayaan hasil.

 

Berbagi dan Diskusi

4 COMMENTS

  1. […] Perbincangan tentang cahaya dalam fotografi akan lekat dengan beberapa hal, yaitu kecepatan pengambilan gambar (Shutter shoot speed), ISO dan pencahayaan tambahan lainnya. ISO dapat diartikan sebagai tingkat sensitivitas kamera terhadap cahaya. Semakin besar angka atau nilai ISO yang dimiliki atau digunakan dalam pemotretan, maka semakin besar pula jumlah cahaya yang diperoleh oleh sensor kamera. Istilah ISO yang berkembang pada fotografi dijital terlah ada dalam bahasa berbeda pada fotografi berbasis film, yaitu ASA. Hanya saja, pada fotografi berbasis film seseorang harus mengganti keseluruhan film untuk memperoleh ASA yang lebih tinggi.  […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here