Daftar Isi
Ada beragam cara untuk membuat motif pada kain, salah satunya dengan teknik ecoprint yang memanfaatkan bahan dari alam sekitar. Ecoprint adalah teknik memberi warna dan corak (motif) pada kain, kulit atau bahan lainnya dengan menggunakan bahan alami. Bahan alami yang umum digunakan dalam ecoprint berasal dari tanaman yang meliputi beragam jenis daun, bunga, kayu, atau bagian tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang khas.
Ecoprint menghasilkan warna dan corak pada kain yang memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri. Warna dan corak ini sesuai dengan warna dan corak bahan alami yang digunakan. Meski menggunakan jenis bahan alami yang sama, satu produk dengan produk lainnya yang dihasilkan dari teknik ecoprint tidak akan sama. Inilah yang membuat produk ecoprint menjadi eksklusif dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Ecoprint menjadi peluang usaha yang menarik untuk dikembangkan di Indonesia. Ketersediaan sumber bahan pewarna dan motif alam yang melimpah, menjadi potensi yang layak untuk digarap. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami dari lingkungan sekitar, pembuatan ecoprint terbilang minim modal, tetapi menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi.
Baca: [ Bisnis Sampingan: Memulai Bisnis Berbasis Peluang ]
Apakah Ecoprint Sama dengan Batik?
Ecoprint sebenarnya berbeda dengan batik, meskipun banyak para perajin ecoprint yang menyamakannya dengan batik. Perbedaan ecoprint dengan batik ada pada bahan pembuatan corak atau motif yang digunakan. Batik adalah kain bergambar atau bermotif yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam pada kain. Sementara ecoprint tidak menggunakan malam pada proses pembuatannya.
Munculnya anggapan ecoprint sama dengan batik adalah karena produk yang dihasilkan sama berupa kain bermotif atau bercorak. Jadi tak heran, jika di pasaran orang akan menyebut ecoprint sebagai batik.
Bahan Membuat Ecoprint
Dalam proses pembuatan ecoprint, teknik yang digunakan adalah dengan cara menyerap pigmen atau warna dan corak dari bahan alami yang digunakan. Bahan-bahan ini meliputi dedaunan, bunga, kayu, atau bagian tanaman lainnya yang menghasilkan warna dan corak khas.
Contoh bahan alami yang cukup populer digunakan untuk membuat motif kain dalam ecoprint antara lain daun jati, daun jarak, daun pepaya jepang (chaya), daun ketapang, dan beragam jenis bahan alami lainnya. Selain motif alami, ecoprint juga menggunakan pewarna dengan memanfaatkan warna alami dari kayu secang, kulit buah manggis, kulit jengkol, dan beragam bahan lainnya.
Dalam pembuatan ecoprint, pemilihan bahan kain yang akan digunakan juga perlu diperhatikan. Kain yang dipilih adalah kain dengan bahan yang mudah menyerap warna alami. Kain-kain tersebut seperti kain katun, linen, rayon, dan sutra.
Pemilihan kain menjadi penting karena akan berpengaruh pada produk ecoprint yang dihasilkan. Menggunakan kain sutra misalnya, akan menghasilkan produk ecoprint dengan warna yang lebih tajam, jika dibandingkan dengan menggunakan kain katun. Selain itu, harga jual dari produk ecoprint dengan kain sutra juga lebih tinggi.
Baca: [ Mengenal Ragam Motif Batik Khas Magelang ]
Teknik Membuat Ecoprint
Ada dua cara membuat ecoprint. Cara yang pertama adalah dengan teknik pounding, yakni dengan memukul atau mengetuk bahan alami yang digunakan untuk mengeluarkan warna dan coraknya pada kain. Cara yang kedua adalah dengan cara mengukus kain yang sudah ditempeli bahan pewarna dan corak alami. Pada artikel ini, penulis hanya akan menjelaskan pembuatan ecoprint dengan teknik pounding.
Ecoprint Teknik Pounding
Membuat ecoprint dengan teknik pounding caranya cukup mudah, tetapi membutuhkan ketelatenan dalam proses pembuatannya. Teknik pounding juga mengedepankan prinsip kehati-hatian agar produk ecoprint yang dihasilkan memiliki corak eksotis sesuai dengan bahan alami yang digunakan.
Alat dan Bahan:
- kertas koran;
- plastik;
- palu berbahan kayu;
- dedaunan yang masih segar;
- kain;
- baskom cuci;
- tawas;
- air.
Cara Membuat:
- bentangkan kain yang akan dibuat ecoprint pada alas yang rata, lapisi bagian bawahnya dengan menggunakan kertas koran;
- tempelkan dedaunan yang telah disiapkan (tulang daun menyentuh kain), atur posisinya sesuai dengan keinginan;
- jika ingin memunculkan efek cermin dari corak daun, lipat kain sehingga daun berada di tengah kain atau bisa menggunakan kain lain untuk menutupnya;
- selanjutnya lapisi dengan plastik dan pukul atau ketuk secara merata bagian daun dengan menggunakan palu sampai warna dan coraknya keluar;
- perhatikan warna dan corak daun yang menempel pada kain;
- setelah selesai, biarkan selama 15 menit sampai kering, kemudian lepaskan perlahan daun yang masih menempel pada kain;
- jika sudah selesai, biarkan kain sampai tiga hari atau satu minggu untuk mendapatkan hasil yang terbaik;
- langkah yang terakhir adalah melakukan fiksasi, yakni merendam kain pada air yang dicampur dengan tawas dalam baskom selama satu jam;
- setelah satu jam, angkat kain dan jemur sampai kering;
- produk kain ecoprint sudah jadi.
Baca: [ Tips Memasarkan Produk di Media Sosial yang Efektif ]
Bagaimana mudah kan membuat ecoprint? Anda bisa mencobanya sendiri dengan mengeksplorasi beragam jenis daun atau bahan alami lainnya yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal Anda. Pilihlah bahan alami yang memiliki corak dan warna yang eksotis.
Simak video pilihan kami