Daftar Isi
Trichoderma sp. adalah mikroorganisme yang memiliki peran penting di dalam tanah dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Jamur Trichoderma dikenal luas sebagai agen hayati pengurai bahan-bahan organik di dalam tanah dan memiliki peran sebagai biofungisida. Secara alami, Trichoderma umumnya dijumpai di dalam tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi.
Trichoderma sp. bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada suhu optimum 15 – 35 derajat celcius dan pada tanah yang memiliki pH optimum 3 sampai dengan 7 dengan kandungan utama berupa karbon sukrosa dan glukosa.
Manfaat Jamur Trichoderma sp.
Mempercepat Penguraian Bahan Organik
Pemanfaatan Trichoderma pada kegiatan pertanian, memberikan peluang yang besar dalam menjaga kelestarian dan produktivitas tanah. Jamur Trichoderma menghasilkan beragam enzim yang bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian bahan organik di dalam tanah.
Ragam enzim yang dihasilkan oleh Trichoderma di antaranya: enzim celobiohidrolase (CBH) yang aktif merombak selulosa alami; enzim endoglikonase yang aktif merombak selulosa terlarut; dan enzim glukosidase yang aktif menghidrolisis unit selobiosa menjadi molekul glukosa. Enzim-enzim ini bekerja secara sinergis, sehingga penguraian bahan-bahan organik dapat berlangsung lebih cepat dan intensif. [1]
Berperan sebagai Biofungisida
Selain membantu mempercepat proses penguraian bahan organik di dalam tanah, Trichoderma juga memiliki peran sebagai biofungisida yang dapat membunuh jamur lain yang bersifat patogen. Spora dari jamur Trichoderma bisa menempel pada tubuh jamur lain yang kemudian akan terbentuk hifa (benang spora). Benang spora inilah yang akan mengikat dan menggulung jamur lain sampai jamur tersebut mati.
Beberapa jenis penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen dan bisa dikendalikan dengan Trichoderma sp. adalah seperti: penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigdiforus lignosus; penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum; penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur Rizoctonia solani; penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium monilifome; dan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii dan jamur Sclerotium rilfisil.
Bahkan, pada jenis jamur tertentu yang tidak bisa dikendalikan dengan penggunaan bahan aktif fungisida kimiawi, bisa dikendalikan oleh jamur Trichoderma. Misalnya seperti jenis jamur Fusarium.[2]
Baca: [ Cara Membuat Fungisida Organik dari Bahan Empon-Empon ]
Keuntungan Memanfaatkan Trichoderma
Meski berada di dalam tanah secara alami, jamur Trichoderma perlu dikembangbiakkan agar memiliki jumlah yang banyak dan membantu memaksimalkan produktivitas tanah serta pertumbuhan tanaman. Saat ini telah banyak penjualan produk pertanian yang berisi jamur Trichoderma maupun biang Trichoderma. Petani juga bisa mendapatkannya sendiri dengan cara mengisolasi jamur Trichoderma dari tanah dan kemudian mengembangbiakkannnya.
Pemanfaatan jamur Trichoderma sp. dalam sistem pertanian, memungkinkan petani untuk mengurangi atau bahkan tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi, baik pupuk kimia maupun fungisida kimia. Kondisi ini selanjutnya akan menciptakan pertanian yang sehat dengan produk pertanian sehat dan kondisi lingkungan yang sehat pula.
Selain itu, tidak adanya belanja pupuk kimia dan fungisida kimia akan mengurangi biaya produksi pertanian. Sehingga keuntungan yang diperoleh petani pun akan lebih maksimal.
Sumber rujukan:
[1] Jamur Trichoderma sp. Mikroba Multiguna, website Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, diakses pada 15 Juni 2020.
[2] Trichoderma sp: Melawan Jamur dengan Jamur, website Layanan Informasi Desa, diakses pada 15 Juni 2020.
Simak video pilihan kami: