Daftar Isi
Trichoderma sp. adalah mikroorganisme sahabat petani. Keberadaan jamur trichoderma di dalam tanah memberikan keuntungan besar kepada petani, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jamur Trichoderma menghasilkan beragam enzim yang bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian bahan organik di dalam tanah. Sehingga ketersediaan unsur hara makro maupun mikro di dalam tanah akan berkontribusi pada pertumbuhan tanaman yang subur.
Trichoderma juga memiliki peran penting sebagai biofungisida yang dapat membunuh jamur lain yang bersifat patogen. Spora dari jamur Trichoderma bisa menempel pada tubuh jamur lain yang kemudian akan terbentuk hifa (benang spora). Benang spora inilah yang akan mengikat dan menggulung jamur lain sampai jamur tersebut mati. Bahkan, pada jenis jamur tertentu yang tidak bisa dikendalikan dengan penggunaan bahan aktif fungisida kimiawi, bisa dikendalikan oleh jamur Trichoderma.
Baca selengkapnya: [ Trichoderma: Agen Hayati Penyubur Tanah dan Pembunuh Patogen ]
Trichoderma merupakan jamur tanah yang bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada suhu optimum 15 – 35 derajat celcius, dan pada tanah yang memiliki pH optimum 3 sampai dengan 7, dengan kandungan utama berupa karbon sukrosa dan glukosa. Meski berada di dalam tanah secara alami, jamur Trichoderma perlu dikembangbiakkan agar memiliki jumlah yang banyak dan membantu memaksimalkan produktivitas tanah serta pertumbuhan tanaman. Pengembangbiakkan jamur Trichoderma bisa dilakukan secara mandiri oleh petani. Berikut adalah cara mengembangbiakkan jamur Trichoderma.
Mendapatkan Trichoderma dari Alam
Dalam proses pengembangbiakkan jamur Trichoderma, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengambil jamur Trichoderma dari tempat hidupnya di alam. Pengambilan ini dimaksudkan untuk mendapatkan indukan Trichoderma yang selanjutnya akan dikembangbiakkan pada medium tumbuh yang baru.
Caranya adalah sebagai berikut:
- siapkan satu ruas potongan bambu, kemudian belah menjadi dua bagian yang sama besar;
- beri lubang sebesar jari kelingking pada masing-masing bagian;
- bersihkan dengan mencucinya menggunakan air bersih yang mengalir, atau bisa menggunakan alkohol;
- setelah kering, masukkan nasi pada satu bagiannya (nasi yang digunakan harus sudah didiamkan selama semalaman);
- gabungkan kedua belahan bambu, kemudian ikat dengan tali sampai rapat;
- selanjutnya, kubur bambu yang sudah berisi nasi tersebut di tempat yang kemungkinan besar terdapat Trichoderma tumbuh (misal: di bawah pohon bambu);
- biarkan selama 5-7 hari, kemudian ambil dan jika terdapat jamur seperti kapas, maka Trichoderma telah didapatkan.
Cara Mengembangbiakkan Trichoderma
Setelah berhasil mendapatkan indukan Trichoderma dari alam, selanjutnya adalah perlu memperbanyak atau mengembangbiakkannya. Perbanyakan bertujuan untuk mendapatkan Trichoderma dalam jumlah yang banyak yang bisa diaplikasikan pada lahan pertanian. Mengembangbiakkan Trichoderma bisa dilakukan dengan menggunakan media tumbuh berupa beras atau jagung yang dimasak 1/3 matang. Beras atau jagung 1/3 matang tersebut didinginkan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik atau wadah lainnya yang bening (kira-kira 10 sendok makan). Selanjutnya lakukan pengukusan kurang lebih 10 menit, dan dinginkan kembali.
Media tumbuh yang telah siap tersebut, diberi bahan induk Trichoderma sebanyak 1/3 sendok makan. Usahakan agar pemberian indukan Trichoderma dilakukan secara merata pada seluruh bagian media tumbuh. Simpan media yang sudah diisi indukan Trichoderma di dalam ruangan yang steril dan tertutup. Setelah dua hari, media tumbuh diaduk kemudian dibiarkan kembali kurang lebih 4 hari.
Tanda pengembangbiakkan Trichoderma berhasil adalah apabila media tumbuh dari beras atau jagung sudah berubah warna menjadi warna hijau yang merata. Selanjutnya Trichoderma bisa digunakan untuk diaplikasikan di lahan pertanian.
Sumber rujukan:
Tehnik Sederhana Memproduksi Trichoderma, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, diakses pada 19 Juni 2020.
Simak video pilihan kami: