Mengenal Tiga Jenis Cendawan Sahabat Petani

0
2791

Jamur atau cendawan selama ini kerap dianggap sebagai masalah dalam dunia pertanian. Serangan cendawan pada tanaman umumnya akan mengakibatkan busuk daun, busuk buah, dan busuk batang yang bahkan bisa menyebabkan tanaman mati. Namun perlu diketahui, tidak semua jenis cendawan selalu menjadi masalah dan merugikan tanaman. Dari sekian banyak cendawan yang hidup di lingkungan kita, ada tiga jenis cendawan yang justru memiliki manfaat besar bagi pertanian.

Adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, dan Trichoderma sp., tiga jenis cendawan yang selama ini dikenal sebagai agen hayati pengendali organisme pengganggu tanaman. Keberadaan ketiga jenis cendawan tersebut di lingkungan pertanian, memiliki peran yang berbeda-beda.

Cendawan Beauveria bassiana

Gambar diambil dari id.wikipedia.org

Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen, yakni cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga pengganggu tanaman. Karena sifatnya yang bisa menyerang dan mematikan serangga pengganggu tanaman, B. bassiana bisa dimanfaatkan sebagai insektisida alami.

Berperan sebagai Insektisida

Cara kerjanya, spora dari cendawan B. bassiana akan masuk ke tubuh serangga melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Inokulum dari B. bassiana yang menempel pada tubuh serangga juga dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga secara mekanis dan kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Setelah berada di dalam tubuh serangga, B. bassiana akan mengeluarkan racun beauverian yang bisa merusak jaringan tubuh serangga.

Ketika serangga terinfeksi oleh cendawan B. bassiana, dalam hitungan hari serangga tersebut akan mati. Kemudian miselia B. bassiana akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Sehingga akan ditemukan serangga yang mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan seluruh bagian tubuhnya tertutup oleh benang-benang hifa dari B. bassiana yang berwarna putih.

Baca: [ Memahami Pemupukan Tanaman Sesuai Fase Pertumbuhannya ]

Selektif Terhadap Serangga Sasaran

Salah satu keunggulan dari pemanfaatan cendawan B. bassiana sebagai insektisida alami adalah sifatnya yang selektif terhadap serangga sasaran. Keberadaan B. bassiana di alam tidak akan membahayakan jenis-jenis serangga yang bermanfaat bagi tanaman, seperti serangga penyerbuk atau serangga berguna lainnya. B. bassiana efektif digunakan dalam pengendalian hama wereng batang cokelat, hama walang sangit pada tanaman padi, dan hama kutu pada tanaman sayuran. [1]

Cendawan Metarihizium anisopliae

Metarhizium anisopliae merupakan cendawan entomopatogen. Perannya mirip dengan cendawan B. bassiana yang dapat menimbulkan penyakit dan mematikan serangga pengganggu tanaman. Namun, Metarhizium memiliki peran lain, yakni dapat berperan dalam pengendalian organisme antagonis yang ada di dalam tanah.

Berperan sebagai Insektisida

Dalam proses menginfeksi serangga yang menjadi inangnya, spora dari Metarhizium anisopliae akan masuk ke tubuh serangga melalui spirakel dan pori-pori atau kultikula dari tubuh serangga. Ketika telah berada di dalam tubuh serangga, Metarhizium anisopliae akan menghasilkan perpanjangan hifa lateral yang akhirnya berkembang biak dan mengonsumsi organ internal serangga.

Perkembangan hifa dari Metarhizium anisopliae akan berlanjut sampai serangga yang menjadi inang ditumbuhi dengan miselia. Selanjutnya Metarhizium akan beristirahat melalui kutikula dan sporulates, sehingga akan nampak serangga yang diselimuti bulu halus berwarna putih. Warna putih ini selanjutnya akan berubah menjadi warna hijau muda dan hijau tua sering dengan bertambahnya umur cendawan Metarhizium anisopliae.

Kelebihan Metarhizium anisopliae

Cendawan Metarhizium anisopliae efektif bekerja dalam pengendalian serangga yang menjadi hama tanaman seperti uret, kepik hama, walang sangit, hama penggerek jagung, kumbang kelapa, belalang, dan wereng cokelat. Salah satu kelebihan dari Metarhizium anisopliae adalah mampu bekerja secara intensif di dalam tanah, sehingga mampu mengendalikan perkembangbiakkan organisme antagonis di dalam tanah. [2]

Cendawan Trichoderma sp.

jamur trichoderma
Gambar jamur trichoderma sp. diambil dari cybex.pertanian.go.id.

Trichoderma sp. adalah mikroorganisme yang memiliki peran penting di dalam tanah dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Cendawan Trichoderma dikenal luas sebagai agen hayati pengurai bahan-bahan organik di dalam tanah dan memiliki peran sebagai biofungisida. Secara alami, Trichoderma umumnya dijumpai di dalam tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi.

Mempercepat Penguraian Bahan Organik

Pemanfaatan Trichoderma pada kegiatan pertanian, memberikan peluang yang besar dalam menjaga kelestarian dan produktivitas tanah. Trichoderma menghasilkan beragam enzim yang bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian bahan organik di dalam tanah. Ragam enzim yang dihasilkan oleh Trichoderma di antaranya: enzim celobiohidrolase (CBH) yang aktif merombak selulosa alami; enzim endoglikonase yang aktif merombak selulosa terlarut; dan enzim glukosidase yang aktif menghidrolisis unit selobiosa menjadi molekul glukosa. Enzim-enzim ini bekerja secara sinergis, sehingga penguraian bahan-bahan organik dapat berlangsung lebih cepat dan intensif. [3]

Berperan sebagai Biofungisida

Selain membantu mempercepat proses penguraian bahan organik di dalam tanah, Trichoderma juga memiliki peran sebagai biofungisida yang dapat membunuh jamur lain yang bersifat patogen. Spora dari jamur Trichoderma bisa menempel pada tubuh jamur lain yang kemudian akan terbentuk hifa (benang spora). Benang spora inilah yang akan mengikat dan menggulung jamur lain sampai jamur tersebut mati.

Beberapa jenis penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen dan bisa dikendalikan dengan Trichoderma sp. adalah seperti: penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigdiforus lignosus; penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum; penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur Rizoctonia solani; penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium monilifome; dan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii dan jamur Sclerotium rilfisil.

Bahkan, pada jenis jamur tertentu yang tidak bisa dikendalikan dengan penggunaan bahan aktif fungisida kimiawi, bisa dikendalikan oleh jamur Trichoderma. Misalnya seperti jenis jamur Fusarium. [4]

Baca: [ Cara Sederhana Mengembangbiakkan Jamur Trichoderma dari Alam ]

Cendawan Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, dan Trichoderma sp. sebetulnya telah hidup secara alami di lingkungan sekitar, tetapi penggunanaan bahan-bahan kimiawi pada sistem pertanian telah banyak berkontribusi pada penurunan populasi ketiga cendawan tersebut. Akibatnya populasi hama dan jamur patogen yang menyerang tanaman justru meningkat dan tidak terkendalikan.

Sumber rujukan:

[1] Manfaat Beauveria bassiana dalam Pengendalian WBC, website Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta, diakses pada 20 Juli 2020.

[2] Potensi Jamur Metarhizium anisopliae sebagai Pengendali Hama, website Layanan Informasi Desa, diakses pada 20 Juli 2020.

[3]Jamur Trichoderma sp. Mikroba Multiguna, website Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, diakses pada 15 Juni 2020.

[4] Trichoderma sp: Melawan Jamur dengan Jamur, website Layanan Informasi Desa, diakses pada 15 Juni 2020.

Simak video pilihan kami:

Berbagi dan Diskusi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here