Daftar Isi
Budi daya lebah madu selama ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Beragam produk seperti madu, royal jelly dan propolis yang dikembangkan dari hasil budi daya lebah, sudah menjadi produk yang dengan mudah bisa kita jumpai di pasaran. Produk-produk tersebut memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, sehingga budi daya lebah madu menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Dari beragam spesies lebah yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, setidaknya ada tiga spesies lebah madu yang paling populer. Tiga spesies tersebut adalah lebah Apis cerana, lebah Apis mellifera dan lebah Trigona sp. atau yang dikenal dengan sebutan lebah klanceng.
Lebah Apis cerana adalah lebah madu asli Asia yang menyebar mulai dari Afganistan, Cina sampai Jepang. Lebah ini telah berabad-abad dipelihara atau dibudidayakan di berbagai wilayah Asia, termasuk di Indonesia. Lebah Apis cerana sering disebut sebagai lebah asli Indonesia karena penyebarannya yang cukup luas dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat.
Lebah Apis Mellifera merupakan spesies lebah madu yang utama dibudidayakan hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Spesies lebah ini disebut juga dengan lebah hitam atau lebah cokelat Eropa, Apis mellifera ligusta, lebah kuning Italia, Apis mellifera carnica, dan lebah kelabu carniola. Budi daya lebah Apis mellifera dan Apis cerana di seluruh dunia umumnya menghasilkan madu sebagai produk utama.
Berbeda dengan lebah Apis cerana dan Apis mellifera, lebah Trigona spp. adalah spesies lebah madu yang tidak menyengat. Lebah Trigona spp. bisa ditemukan di daerah tropika dan sub tropika seperti Australia, Afrika, Asia Tenggara, serta sebagian wilayah Meksiko dan Brazil. Trigona sp. sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak masa lampau dan memiliki sebutan yang berbeda-beda di beberapa daerah. Namun sebutan yang paling populer adalah lebah klanceng atau kelulut. Klanceng biasanya ditemukan bersarang pada batang pohon kayu, batang bambu, celah dinding rumah atau celah batu di alam.
Baca: [ Jenis-Jenis Lebah Madu yang Perlu Anda Ketahui ]
Potensi Budi Daya Lebah Trigona spp.
Sebagai salah satu daerah tempat tinggal dari lebah Trigona, wilayah Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan Trigona baik dalam skala yang kecil maupun skala besar. Salah satu syarat penting dalam budi daya lebah Trigona adalah ketersediaan pakan berupa polen dan nektar. Keduanya bisa didapatkan dari beragam vegetasi yang hidup di lingkungan tempat tinggal Trigona. Oleh karena itu, kestabilan pertumbuhan dan perkembangbiakkan koloni lebah Trigona sangat dipengaruhi oleh keadaan vegetasi di sekitarnya.
Lebah Trigona sangat menyukai bunga-bunga dengan sifat yang menarik, baik dari bentuk bunga, warna bunga, aroma bunga, dan tentu saja ketersediaan kandungan nektar dan tepung sari pada bunga. Selain nektar dan tepung sari pada bunga, lebah Trigona juga gemar mencari getah pohon atau resin. Resin akan diolah oleh Trigona menggunakan enzim dari kelenjar ludah dan digunakan untuk memperbaiki sarang jika ada yang retak atau berlubang, untuk melindungi sel-sel telur, dan untuk memperkecil ukuran pintu keluar-masuk sarang.
Koloni Lebah Trigona spp.
Lebah Trigona spp. merupakan lebah yang memiliki ukuran kecil dengan ukuran tubuh 3-8 mm. Meski berukuran kecil, Trigona memiliki kemampuan gerak yang sangat lincah. Dalam satu koloni lebah Trigona ada tiga kasta yang memiliki perbedaan anatomis, fisiologis, dan peran biologisnya yang berbeda antara satu kasta dengan kasta lainnya. Setiap koloni lebah trigona terdiri dari seekor lebah ratu yang memimpin para lebah pekerja dan lebah jantan.
Lebah ratu memiliki penampilan yang paling mencolok dan memiliki ukuran yang lebih besar serta lebih panjang dengan ukuran 3-4 kali lebih panjang dari lebah pekerjanya. Lebah ratu memiliki peran sebagai penghasil telur dan penghasil senyawa kimia berupa feromon yang merupakan pemersatu koloni lebah.
Peran ratu dalam koloni lebah Trigona sangat penting, karena menjadi kunci dari perkembangbiakkan koloni. Lebah ratu juga memiliki umur yang lebih panjang dalam hidupnya, berkisar 2-5 tahun. Berbeda dengan umur hidup dari lebah pekerja dan lebah jantan yang masing-masing berumur 6 pekan dan 8 pekan.
Lebah jantan memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda dengan lebah pekerja. Namun, lebah jantan adalah lebah yang malas dan tidak mau bekerja. Satu-satunya peran dari lebah jantan dalam koloni Trigona adalah hanya mengawini ratu dan setelah kawin lebah jantan akan mati. Hampir semua pekerjaan dalam koloni lebah Trigona, seperti mengumpulkan pakan, membangun dan memperbaiki sarang, semuanya dilakukan oleh lebah pekerja. Tak heran jika jumlah lebah pekerja dalam setiap koloni menempati jumlah yang paling banyak.
Baca: [ Ragam Khasiat dan Manfaat Madu untuk Tubuh ]
Produktivitas Lebah Trigona spp.
Dalam siklus kehidupan lebah Trigona spp. secara alamiah mereka akan memproduksi madu, polen, royal jelly, dan propolis di dalam sarang. Masing-masing dari produk tersebut diproduksi dengan jumlah yang berbeda-beda.
Madu
Lebah Trigona spp. dikenal sebagai lebah yang memproduksi madu dengan jumlah yang sangat rendah. Madu dari lebah Trigona juga memiliki kandungan air yang cukup tinggi, berkisar lebih dari 24%, tetapi tidak mudah terfermentasi.
Meski memiliki produktivitas yang rendah, lebah Trigona menghasilkan madu dengan kualitas yang baik karena sumber makanan yang mereka ambil adalah dari nektar dan serbuk sari bunga secara alami. Hanya sedikit sekali lebah Trigona yang mau memakan air gula.
Hal ini berbeda dengan spesies lebah Apis yang oleh para pembudidaya kerap diberi makan air gula. Sehingga berpengaruh pada kualitas madu yang dihasilkan. Jadi tidak heran, jika harga produk madu yang dihasilkan oleh lebah Trigona memiliki nilai jual yang lebih tinggi karena kualitas dan khasiat yang lebih baik.
Polen
Selain madu, lebah Trigona juga menghasilkan polen dalam jumlah yang banyak. Polen berasal dari benang sari bunga yang terbawa oleh lebah Trigona saat mengambil nektar dari bunga. Polen menjadi sumber makanan utama dan juga makanan cadangan yang disimpan di sarang dan menjadi makanan bagi larva-larva lebah Trigona yang baru menetas.
Polen berbentuk butiran dengan ukuran 1-3 mm, dan memiliki warna yang beragam tergantung dari jenis tumbuhan yang menjadi sumbernya. Polen umumnya memiliki warna kuning terang, oranye, cokelat tua, biru terang, ungu hitam, dan hijau.
Royal Jelly
Royal Jelly merupakan sumber makanan yang dikonsumsi oleh lebah ratu sepanjang hidupnya. Royal jelly dihasilkan oleh lebah pekerja muda dari kelenjar hipofarink yang mereka miliki. Royal jelly juga menjadi sumber makanan bagi larva-larva lebah yang baru menetas. Produk royal jelly telah dikenal luas dengan manfaat yang beragam, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan vitalitas, serta menjaga elastisitas kulit sehingga nampak awet muda.
Propolis
Selain nektar dan tepung sari pada bunga, lebah Trigona juga gemar mencari getah pohon atau resin. Resin diperoleh dari batang pohon yang terluka, baik oleh manusia maupun karena kejadian alam. Resin akan diolah oleh Trigona menggunakan enzim dari kelenjar ludah dan digunakan untuk memperbaiki sarang jika ada yang retak atau berlubang, untuk melindungi sel-sel telur, dan untuk memperkecil ukuran pintu keluar-masuk sarang. Resin yang telah diolah oleh lebah inilah yang disebut dengan propolis.
Propolis memiliki kandungan senyawa kimia yang penting berupa flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa fenol alami yang tersebar luas pada tumbuhan yang disintesis dalam jumlah sedikit dan memiliki peran sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, dan digunakan sebagai pengobatan.
Nilai Ekonomi
Meski memiliki produktivitas madu yang terbilang sangat rendah, tetapi kualitas madu yang dihasilkan oleh lebah Trigona dikenal sangat baik dan sering digunakan sebagai obat. Produktivitas yang rendah dan kualitas yang dimiliki, menjadikan harga jual madu dari lebah Trigona cukup tinggi. Di pasaran, madu lebah Trigona dijual dengan harga Rp 60 ribu per 100 mililiter atau sekitar Rp 600 ribu per liter.
Penulis melakukan ujicoba panen madu dari lebah Trigona, satu koloni lebah Trigona rata-rata menghasilkan 100 mililiter madu untuk masa panen 3-6 bulan. Hasil ini tentu saja dipengaruhi oleh jumlah koloni dan keragaman vegetasi yang ada. Lebah Trigona memiliki ruang jelajah yang cukup terbatas, sehingga sebisa mungkin sarang lebah Trigona ditempatkan pada daerah dengan vegetasi yang baik untuk menunjang produksinya.
Selain madu, lebah Trigona sebetulnya menghasilkan polen, royal jelly dan propolis dalam jumlah yang cukup banyak. Produk-produk tersebut juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun, para pembudidaya kerap kesulitan dalam pengolahan produk-produk tersebut. Sehingga umumnya budi daya lebah Trigona hanya akan menghasilkan satu produk utama berupa madu.
Sumber rujukan:
Salatnaya, Hearty. 2012. Tesis: Produktivitas Lebah Trigona spp. sebagai Penghasil Propolis pada Perkebunan Pala Monokultur dan Polikultur di Jawa Barat, Sekolah Pascasarja Institut Pertanian Bogor.
Simak video pilihan kami: